Ingat betul, di hari terakhir di Palembang, saya rela bangun pagi-pagi sekitar pukul 6. Bergegas sikat gigi tapi gak mandi dulu, pesan ojek online dengan tujuan Bakmi Aloi Palembang untuk sarapan. Gila ya, sarapannya pakai mie babi, karena sepenasaran itu.
Persis di malam harinya, saya ingat kalau Bakmi Aloi itu asalnya dari Palembang. Walau sudah punya cabang di Jakarta dan Bandung, saya penasaran betulan dengan rasa bakmi babi Aloi di Palembang yang asli dari pusatnya yang biasanya lebih nikmat rasanya.
Bakmi Aloi, Bakmi Legendaris di Palembang
Ternyata, Bakmi Aloi di Palembang adalah salah satu bakmi legendaris yang sudah ada sejak tahun 1964 dengan nama Mie Dempo Aloy/Alai, sebelum akhirnya memakai nama Bakmi Aloi hingga mempunyai cabang di luar Palembang.
Letak hotel ke sini hanya 2 kilometer lebih dikit, kurang dari 10 menit sudah sampai dan saya langsung masuk ke dalam, cari tempat duduk di antara beberapa pelanggan yang sudah ada untuk sarapan di sana.
Tidak mengherankan bagi orang-orang keturunan Tionghoa untuk makan mie di pagi hari, katanya justru lebih baik makan mie sebelum makan siang. Hindari makan mie menjelang malam, katanya lho ya.
Sekilas, ruangan makannya mirip sama Kedai Kopi Kim Teng di Pekanbaru atau mungkin khasnya tempat makan orang Tionghoa di Sumatera itu rata-rata mirip suasananya.
Sudah duduk di dalam, saya agak bingung. Tidak seperti di Bandung atau Jakarta ketika pembeli masuk, sudah ada pramusaji yang menghampiri dengan buku menu di tangan. Nah, kalo di Palembang, pramusaji yang akan bertanya pesan apa tanpa buku menu.
Menu yang ada di Palembang juga lebih sederhana, seingat saya hanya ada mie, baso, pangsit, ngohiong, sisanya saya lupa. Saya pesan mie babinya satu porsi, lalu ditanya mau mie kecil atau lebar. Sudah saja. Langsung dibuatkan.
Kenikmatan hakiki
Tidak lama, pesanan saya ada di meja. Datanglah mie yang disajikan di atas piring dengan daging chasiu merah yang kata saya itu porsinya lebih sedikit ketimbang di Bandung atau Jakarta beserta dengan semangkuk kecil kuah dengan sawi di dalamnya.
Saya iseng panggil lagi pramusaji untuk bertanya apa ada topping lain, beliau bilang, “Oh, mau campur ya?” Langsunglah dibawa piring saya itu dan kembali dengan daging babi cincang. Jauh lebih banyak rasanya.
Gak mau kelamaan difoto, saya racik dengan berbagai kondimen yang ada di atas meja. Saya beri sambal, lalu ada acar cabai hijau, semuanya diaduk. Saatnya suapan pertama.
YAK! Gurihnya nendang! Jujur, rasanya jauh lebih enak ketimbang di Bandung atau di Jakarta. Tekstur mienya tidak terlalu jauh berbeda, renyah tidak terlalu lembek. Bagi saya yang juara adalah topping daging babinya yang haucek secinping!
Chasiunya itu loh, wah dabest banget, benar-benar rasa masakan Chinese yang medok banget bumbunya. Sedangkan daging cincangnya pun harum dan nikmat. Ketiga elemen, mie dan 2 topping dagingnya sama-sama gurih tapi gak bertabrakan satu sama lain. Oh ya! Jangan lupa kasih perasan jeruk kunci, wah udah tuh kelar dah rasanya bikin serasa melayang. HALAH.
Seporsi mie campur dengan 2 topping daging, harganya tidak lebih dari Rp. 30.000, lebih murah di Palembang harganya. Sudahlah enak, bahagia pula ketika mau bayar. Memang gak menyesal rela bangun pagi buat sarapan Bakmi Aloi Palembang langsung di tempat asalnya, walau gak ketemu pemilik bakmi Aloinya langsung.
Salah satu alasan kenapa mau balik lagi ke Palembang karena masih banyak tempat makan non-halal yang belum terjamah. Karena cukup banyak dan katanya enak-enak.
Tapi, belum bisa dibilang enak kalau saya belum cobain langsung. Kalau ada rekomendasi kuliner non-halal di Palembang, kasih tahu saya di kolom komentar ya! Nanti pasti mampir ke sana. Kuy, der!
Lihat kemana saja saya selama di Palembang
Palembang: Bumi Sriwijaya
______________________________
Bakmi Aloi Palembang
Jl. Dempo Luar No.410A, 15 Ilir, Kec. Ilir Tim. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30111
(0711) 354 934
06.00-22.00
NON HALAL
______________________________
KUY, DER!
Tukang Ngider
Ngider terus, terus ngider
Follow the journey on:
Instagram : @tukangngider
VLOG on Youtube : tukangngider
Facebook Page : Tukang Ngider
1 thought on “Bakmi Aloi Palembang: Cobain Langsung Ke Pusatnya”