Setelah puas berkeliling di Pasar Bawah Pekanbaru dan sudah mau lanjut ke destinasi berikutnya, saya melihat etalase penjual Bolu Kemojo Pekanbaru di sebelah jalan keluar dari lantai basement. Tentu saja tidak akan saya sia-siakan kesempatan ini.
Cerita ini kelanjutan dari ngider di
Pasar Bawah Pekanbaru: Berburu Oleh-Oleh
Gak pikir lama, saya langsung bertanya kepada bapak-ibu penjual bolu kemojo ini untuk minta izin foto dan bikin video. Awalnya cuma pengen foto dan video kue yang udah jadi aja, tapi oleh pemiliknya, kami dipersilakan untuk mengambil keseluruhan proses produksi. Mantap kan?
Sepengetahuan saya, penjual bolu kemojo ini satu-satunya di Pasar Bawah, namanya Bolu Kemojo Kota Makmur. Tempatnya tidak luas, tapi seingat saya yang ada di sini jadi dapur utama memasok berbagai cabang yang sudah tersebar di Kota Pekanbaru.
Kue tradisional khas Pekanbaru
Masyarakat Riau mengenal kue ini dengan nama Bolu Kemojo atau ada juga yang bilang Bolu Kojo. Kemojo atau Kojo berarti Kamboja, bentuk kuenya sendiri sebenarnya dipengaruhi karena cetakan kue yang dipakai berbentuk bunga kamboja.
Sama seperti pada umumnya sebuah makanan tradisional, biasanya kue ini sering disajikan ketika sebuah perayaan besar berlangsung, seperti pada hajatan, buka puasa, atau perayaan besar keagamaan.
Terbuat dari campuran telur, terigu, gula pasir, dan santan. Kue ini sejak dulu selalu khas dengan berwarna hijau kecoklatan dengan aroma pandan. Seiring berjalannya waktu, sudah banyak pilihan varian baru untuk bolu kemojo ini.
Contohnya, selain pandan, ada rasa coklat, pisang, kentang, ubi, labu, kacang, tape, dan yang kedua paling banyak dicari, rasa durian. Semuanya dibuat dengan bahan asli, bukan essence dan berkualitas.
Saya melihat sendiri, daun pandan dan suji asli diblender kemudian disaring sebelum dicampur ke dalam adonan. Bahkan daging durian pun masih utuh sebelum dipakai. Tapi, karena alasan etika, tidak saya tampilkan ya, walau Bunda Reni, pemilik Bolu Kemojo Rakyat Makmur tidak keberatan.
Harumnya semerbak
Bahan-bahan dicampur rata hingga menyatu, ketika jadi adonannya yang cukup kental itu mulai dimasukkan ke dalam cetakan bunga kamboja. Ukuran yang dipakai hanya dua, kecil untuk porsi sekali makan, satu lagi yang besar untuk porsi sharing. Siap dipanggang dan menunggu sekitar 15-20 menit hingga matang.
Kalau versi Kota Makmur, kue ini dipilih untuk dipanggang, memang setelah baca-baca berbagai sumber, bolu kemojo yang tradisional dimasak dengan cara dikukus, tapi butuh waktu yang cukup lama.
Setelah jadi, wanginya itu loh, harum banget. Hasilnya memang akan ada sedikit warna kecoklatan. Tentu pengaruh dari hasil pemanggangan. Tapi, tidak mempengaruhi rasa, secara sudah coba dan memang enak, rasanya legit.
Saya pikir kue ini awalnya itu teksturnya berongga seperti cake, ternyata setelah dipotong, saya langsung sadar lembut seperti kue bingka atau talam.
Lumayan juga ikutin proses pembuatan dari awal sampai akhir, rasanya bangga dan senang. Bisa dikasih kesempatan lihat langsung pembuatan kue tradisional yang masih eksis sampai sekarang di tengah gempuran kue-kue hits kekinian dan cicipin langsung kuenya fresh from the oven.
Semua berkat keramahan Bunda Reni dan bapak dengan tangan terbuka menerima permintaan kami yang kenal pun enggak. Sampai dapat oleh-olehnya langsung, gratis. Huhu. Semoga masih ingat kalau mampir lagi ke Pekanbaru. Aye aye!
Kalau ke Pasar Bawah Pekanbaru, jangan lupa juga mampir ke Bolu Kemojo Kota Makmur, ya karena satu-satunya juga penjual di Pasar Bawah yang produknya fresh. Kuy, der!
Ngider di Pekanbaru cuma seharian, sila dibaca cerita lengkap di
Pekanbaru: Menarik Untuk Dikunjungi Kok!
______________________________
Bolu Kemojo Kota Makmur
Lantai Basement Pasar Bawah Pekanbaru
Kampung Dalam, Senapelan, Kota Pekanbaru, Riau 28155
0852 7142 2666
08.00 – 17.00
______________________________
KUY, DER!
Tukang Ngider
Ngider terus, terus ngider
Follow the journey on:
Instagram : @tukangngider
VLOG on Youtube : tukangngider
Facebook Page : Tukang Ngider
1 thought on “Bolu Kemojo Kota Makmur: Tergoda Harumnya”