Mari kita mulai Edisi Jelajah Jakarta! First Stop, menjejakan kaki di Ibukota dimulai dengan sarapan di pagi hari, maklum karena pergi menuju Jakarta itu subuh, sesampainya perut mulai keroncongan. Di Itinerary, saya memilih Bubur Ayam Haji Jewo yang ramai bersliweran di Google sebagai salah satu tempat makan bubur yang enak di Jakarta.
_________________________
BUBUR AYAM HAJI JEWO
Dari Stasiun Gambir hanya membutuhkan waktu 10 menit saja. Lokasinya persis berada di dalam kompleks Masjid Cut Meutia. Kenapa kok bisa dibilang menjadi salah satu Bubur Ayam yang terkenal di Jakarta?
BERJUALAN SEJAK TAHUN 1982!
Ternyata, Bubur Ayam Haji Jewo sudah mulai ada sejak 1982. 36 tahun sudah Pak Haji Jewo berjualan bubur Ayam di Jakarta. Sebelumnya, Bubur Ayam Haji Jewo berjualan di Jalan Tanjung, Menteng. Jadi langganan banyak pejabat yang memang kebanyakan tinggal disana.
Tetapi sejak 2015, Bubur Ayam Haji Jewo pindah ke kawasan Masjid Cut Meutia ini karena pembenahan PKL. Justru kalau saya lihat, tempat yang sekarang jadi lebih nyaman untuk orang-orang yang mampir makan disini.
Pukul 09.00, saya sampai di Kawasan Masjid Cut Meutia, sudah banyak pembeli yang selesai makan, juga banyak yang sama seperti saya ingin menyantap Bubur Ayam Haji Jewo sebagai sarapan. Tidak perlu lama, saya menghampiri pegawai dan memesan seporsi.
Gerobak kayu yang cukup besar menampung banyak sekali berbagai macam kelengkapan bubur. Yang membuat saya takjub adalah panci besar, dimana bubur itu dimasak dan diambil untuk disajikan.
Dan masih ada panci kedua yang siap mengisi ulang, jadi kebayang kan, sudah berapa banyak pembeli yang datang untuk makan Bubur Ayam sejak pagi hari.
Pesanan saya pun datang. Seporsi bubur ayam ini disajikan dalam mangkok legendaris: mangkok ayam jago. Bagi saya, seporsi Bubur Ayam Haji Jewo ini tidak terlalu banyak, tapi tidak juga terlalu sedikit.
Karakteristik buburnya kental dan padat, kalau mau lebih berasa bisa minta kecap asin atau kecap manis atau juga garam. Gak lengkap kan kalau gak ditemani pelengkapnya? Nah, disini ada cakue, suwiran daging ayam kampung, irisan seledri, bawang goreng, dan kerupuk yang disatukan.
Kalian tim yang mana? Tim diaduk atau tim gak diaduk?
Saya bisa dua-duanya kok. Tergantung. Tapi kalau Bubur Ayam Haji Jewo ini, harus banget saya aduk, karena saya tambahin kecap asin supaya lebih asin sedikit dan juga karena banyak kerupuknya, jadi biar gak susah, diaduk aja deh.
Oh iya, katanya kalau lebih pagi lagi, ada sate ati ampela yang bisa jadi teman makan bubur ini juga. Pas saya datang, sudah habis. Alhasil makan buburnya aja ya. Lalu gimana buburnya?
Rasa buburnya sedikit gurih dan bagi saya mengenyangkan. Karena sekental dan sepadat itu, baru setengah porsi saja sudah bikin laju makan sedikit tersendat. Ya, balik lagi sama selera masing-masing ya. Saya lebih suka yang sedikit lebih encer. Tapi ini tetep enak kok!
_________________________
Baca Juga: Tour De Pelatnas Indonesia Asian Games 2018
_________________________
Seporsi Bubur Ayam Haji Jewo seharga IDR 18.000 saja, mulai buka pukul 06.00 hingga habis. Kira-kira tidak lebih dari pukul 10.30. Pasti selalu habis, kalaupun tidak habis, maksimal berjualan hingga pukul 11.00.
Setelah membayar, saya diberitahu pegawai kalau Haji Jewo, sang empunya, ada juga berjualan. Dan saya bisa foto bareng beliau. Gak cuma foto, beliau juga masuk kok di VLOG saya.
Keren kan? Kalau penasaran tonton aja VLOG saya di bawah ini. Ayo deh cobain, mampir kesini buat cobain Bubur Ayam Haji Jewo yang terkenal di Jakarta. Kuy, der!
_________________________
SARAPAN BUBUR AYAM TANJUNG SEJAK 1982!!! | Bubur Ayam Haji Jewo | VLOG 33
_________________________
Bubur Ayam Haji Jewo
Kawasan Masjid Cut Meutia, Jalan Taman Cut Mutiah No.1, RT.10/RW.5, Kebon Sirih, Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10330
0852 1032 1777
06.00 – 10.00
_________________________
KUY, DER!
Tukang Ngider
Ngider terus, terus ngider.
VLOG on YouTube : Tukang Ngider
Instagram: @tukangngider
Facebook Page : Tukang Ngider
2 thoughts on “Bubur Ayam Haji Jewo: 36 TAHUN BERJUALAN!”