Ngider terus, terus ngider. Kuy, der!
Jogja, jogja, jogja… Entah tidak terhitung sudah berapa kali saya mengunjungi Jogja, padahal sebelumnya masih bisa dihitung pakai jari datang ke Jogja. Seperti tidak ada habisnya, pasti ada saja tempat wisata di Jogja yang baru yang menarik untuk dikunjungi.
Ikut perayaan Waisak di Candi Borobudur jadi salah satu wishlist dalam hidup saya sejak lama. Saya ingat banget, semua berawal dari liputan sebuah televisi dalam prosesi pelepasan lampion. Pada akhirnya di tahun 2018 ini, satu dari sekian mimpi saya ini bisa terkabul dan juga sekaligus dimulainya perjalanan saya dalam edisi #NgiderDiMagelang
Rasanya untuk menjelajahi kota ini tidak pernah terasa lelah untuk melanjutkan perjalanan. Gelapnya malam pun tidak menjadi halangan untuk terus melaju kemana arah mata angin membimbing.
Jadi kata siapa pantai di Gunungkidul itu gak ada yang tenang? Butuh bukti? Baca deh.
Sekali ngegas, dua tiga pantai terlampaui. Yap, sehabis dari Pantai Pok Tunggal, sejalan dengan mengarahnya ke Pantai Krakal. Saya melewati beberapa pantai yang sudah pernah saya jelajahi sebelumnya. Yaitu Pantai Pulang Sawal atau dikenal dengan Pantai Indrayanti dan Pantai Sundak.
Sambil menyelam minum air, iya ini pepatah cocok banget buat kawasan pantai yang berada di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Gugusan Pantai yang berjumlah belasan pantai membentang dan semakin banyak yang dibuka untuk kunjungan wisata.
Ketika suasana dramatis dipertemukan dengan keromantisan. Di bawah gagahnya candi-candi yang berdiri tegap di antara bukit berundak. Memamerkan diri diantara hamparan cahaya pemandangan kota yang berkilau dari kejauhan.
Hati-hati ya, yang mau datang ke Candi Abang, jangan salah pakai kostum terutama pakai sepatu. Iya, bener. Gak lucu kan kalau heels ambles di bukit? Atau rok terbang-terbang ketiup angin 🙂
Saya sempat terheran-heran kalau gereja yang saya kunjungi mempunyai candi di kompleks belakang gereja. Tidak menyangka juga ya, ternyata sebuah bangunan tidak hanya berdasarkan identitas agama, tetapi dipengaruhi oleh budaya dan adat di sekitar. Sekedar pemberitahuan, tempat ini adalah tempat ibadah dan bukan tempat wisata pada umumnya. Mohon untuk maklumnya ya.
Malu juga mengakui kalau saya sudah 4 kali ke Jogja belum pernah ke Taman Sari, hehe. Walaupun ada di tengah kota, tapi baru kali ini saya niat untuk meluangkan waktu saya, supaya bisa ikut mainstream ya.