EXPLORE SUMATERA

Cerita dari atas Menara di Tengah Hutan

Menembus hutan menuju menara

Kami diajak menuju kawasan Pelalawan Estate, ini adalah kawasan hutan tanaman industri yang dikelola RAPP, tempat pohon yang sudah melewati masa pembibitan, berdiri tegak, subur, dan padat di kawasan seluas 2100 hektar.

Setelah sejam perjalanan menggunakan mobil, kami berpindah moda menggunakan perahu cepat menyusuri kanal gambut. Kiri kanan kami berjejer tanaman yang didominasi oleh pohon.

20 menit kemudian, sampailah kami di sebuah blok hutan dengan sebuah menara menjulang tinggi dari kejauhan. Menara itu ialah GHG Tower, lebih lengkapnya Green House Gas Flux Tower.

Menara ini dibangun dengan tinggi satu setengah kali dari kanopi pohon-pohon yang ada, kurang lebih 40 meter. Di pucuk menara ini, terdapat banyak alat yang digunakan untuk keperluan penelitian yang memonitor kadar gas rumah kaca seperti karbondioksida dan metana (greenhouse gas emission)

Ada juga alat pengukur kecepatan dan arah angin, curah hujan, dan radiasi matahari yang dapat menjangkau areal seluas 200 hektar.

Bagaimana pemandangan dari atas menara 40 meter ini? Saya jawab dengan foto di bawah ini ya.

“Jadi kita akan berkunjung ke Pangkalan Kerinci ya, di Riau, bukan di Jambi.”

Satu jam 45 menit terbang dari Jakarta menuju Pekanbaru, untuk bertolak Pangkalan Kerinci masih diperlukan dua jam perjalanan darat. Ya, saya menuju kompleks RAPP (Riau Andalan Pulp and Paper) untuk melakukan site visit selama tiga hari.

Pangkalan Kerinci merupakan ibukota Kabupaten Pelalawan yang jaraknya kurang lebih 60 kilometer di sebelah timur Pekanbaru. Kalau yang tidak detil seperti saya, mungkin akan berpikir kalau Pangkalan Kerinci adalah wilayah yang sama di sekitaran Gunung Kerinci di Jambi.

Padahal ya bukan. Konon kabarnya, mengapa namanya adalah Pangkalan Kerinci, karena dulunya wilayah ini terdapat sebuah pangkalan bus yang menjadi titik keberangkatan menuju Kerinci, Jambi. 

Kota di dalam kota: Riau Kompleks

Sebuah bangunan menyambut kami, tandanya sampailah di kompleks RAPP yang berada di Pangkalan Kerinci. Setelah melewati gerbang masuk yang penjagaan, sepanjang mata memandang diwarnai dengan hamparan rerumputan hijau, seperti komplek perumahan modern yang ada di Jakarta.

Selamat datang di Riau Kompleks, sebuah kawasan yang dibangun untuk para karyawan yang bekerja di RAPP. Kawasan ini layaknya kota mandiri, terdapat area residensial dengan berbagai macam tipe tempat tinggal, seperti rumah, apartemen, maupun mess karyawan.

Kalau saya tinggal di mana? Tentu saja di salah satu hotel di Pangkalan Kerinci, hotel Unigraha yang lokasinya juga berada di dalam Riau Kompleks ini.

Saya diajak berkeliling melihat sarana dan prasarana umum dan sosial untuk melengkapi kenyamanan tinggal dan bersosialisasi seluruh karyawan yang ada di kompleks ini. Mulai dari sekolah berstandar internasional yang kebetulan saya singgahi bernama Sekolah Mutiara Harapan.

Untuk di bidang kesehatan dan kebugaran, ada juga pusat kebugaran, sport centre, lapangan sepakbola, lapangan basket. Tidak ketinggalan klinik yang beroperasi 24 jam bersiaga.

Rumah ibadah, taman bermain, hingga food court sekaligus mini market yang tersedia di kawasan ini. Jadi memang tidak salah, ada kota di dalam kota. Lengkap fasilitasnya.

Kerinci Central Nursery

Cerita ini merupakan awal mula kegiatan di hari kedua. Saya bersama tujuh orang blogger lainnya memulai hari dengan mendatangi Kerinci Central Nursery yang di dalamnya juga terdapat Kerinci Tissue Culture Lab.

Kami dijelaskan bahwa pembudidayaan pohon yang ditanam oleh APRIL memanfaatkan teknik kultur jaringan sebagai salah satu cara pembibitan tanaman yang dipakai.

Ada dua tanaman yang menjadi andalan APRIL, yaitu pohon Akasia dan pohon Eukaliptus. Jamak kita dengar, tapi sayangnya bukan pohon kayu putih yang menghasilkan minyak yang kita temui sehari-hari ya.

Proses sebuah bibit tanaman untuk dipakai itu cukup panjang, pun ada masa panennya untuk digunakan sampai penanaman di lahan yang dipersiapkan, agar menjadi bibit unggul yang menghasilkan pohon yang kokoh dan berkualitas.

Paper Mill

Kalau tadi melihat proses awalnya, saatnya beralih ke proses akhir. Kami melanjutkan perjalanan menuju Paper Mill, tempat kertas skripsi yang saya pakai dahulu, PaperOne diproduksi.

Tidak ada proses yang instan, sehelai kertas yang diproduksi diperlukan banyak tahapan dilalui. Proses dari sebuah kayu, dipotong menjadi cacahan kayu kecil, lalu dimasak menjadi pulp. Pulp ini adalah bahan setengah jadi yang mampu diproduksi menjadi berbagai turunan, seperti kertas yang kita temui sehari-hari.

Kemudian setelah melihat sebagian prosesnya, sampailah kami di bagian proses akhir pembuatan kertas yang hasil jadinya adalah gulungan yang besar sekali! Baru dilakukan pemotongan sesuai ukuran tertentu.

Memakai mesin berteknologi canggih, kegiatan produksinya begitu cepat dan berlangsung 24 jam tanpa henti. Walau demikian, ada juga bagian produksi semi manual dengan menggunakan tenaga manusia, seperti pengepakan PaperOne yang kami lihat di akhir tur Paper Mill ini. Seru!

Solar Panel 

Hari ketiga sekaligus hari terakhir kami. Sebelum bertolak ke Pekanbaru, kami diajak melihat Panel Surya, dimana jika sudah beroperasi, panel Surya ini akan menjadi salah satu panel surya terbesar pertama yang dimiliki oleh perusahaan swasta di Indonesia.

Menggunakan lahan landfill yang sudah diberikan izin oleh pemerintah, saat ini APRIL berupaya hingga tahun 2030 mempunyai panel surya yang memproduksi 50 MW. Sesuai dengan visi APRIL 2030, untuk beralih dan menggunakan energi yang bersih dan ramah lingkungan.

Termasuk mengurangi emisi karbon sebesar 25 persen, pemakaian bus listrik untuk operasional bus karyawan yang hilir mudik di kawasan Paper Town yang juga sempat kami naiki saat berkunjung ke Paper Mill kemarin.

Tiga hari yang menyenangkan penuh dengan pengalaman dan informasi baru. Terima kasih untuk APRIL yang memberi kesempatan bagi kami melihat langsung dinamika kehidupan di Pangkalan Kerinci dan sustainability perusahaan dalam menjalankan aktivitas produksi barang yang kita pakai setiap hari bermula. Kuy, der!

_________________________

KUY, DER!
Tukang Ngider
Ngider terus, terus ngider

Follow the journey on:
Instagram :
 @tukangngider
VLOG on Youtube :
 tukangngider
Facebook Page :
 Tukang Ngider

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.