Bersiap? Perjalanan makan waktu 2 jam dari Ubud menuju Karangasem. Yes! Hari ini giliran Kabupaten terujung timur di Pulau Bali yang akan di-explore. It was my first time and will come back again kalau ada kesempatan ke Bali lagi, harusnya ada sih.
Yash! Hari ini nyubuh lagi bangunnya. Malah kayaknya bangun terpagi diantara semua hari yang sudah dilalui. Ceileh. Yep! Jam 04.30, kita sudah berangkat, tentunya sekalian check out juga nih untuk menuju Kabupaten Karangasem. Tujuan pertama kita adalah…
_________________________
PURA LEMPUYANG LUHUR
Betuls sekali, tujuan pertama adalah Pura tertinggi di Karangasem yang belakangan ini saya sering lihat di akun-akun traveling yang nge-post foto keren berlatar belakang Gunung Agung. Damn!
Perjalanan menempuh waktu 2 jam dan melewati Pantai Lebih karena jadi salah satu akses jalan yang cepat untuk sampai ke Karangasem melalui Bypass Jalan Prof. Ida Bagus Mantra. Otomatis, dapet bonus sunrise cantik dari pantai-pantai yang ada. Bahkan melewati Pelabuhan Padang Bai buat nyebrang ke Pulau Nusa Penida sana.
Pura Lempuyang Luhur berada pada ketinggian 1.174 meter di atas permukaan laut, terletak di puncak Bukit Bisbis atau Gunung Lempuyang di desa Bunutan yang jaraknya dekat dengan Gunung Agung.
Persiapkan kendaraan saja, karena jalan menuju Pura Lempuyang Luhur ini menanjak sekali. Namanya juga ada di puncak bukit ya, otomatis jalannya penuh dengan tanjakan.
Sesampainya disini, sudah terdapat tempat parkir dan sebelum memasuki kawasan Pura, sudah ada pos yang menjadi pos masuk. Petugas memberikan penjelasan untuk kawasan Pura yang ternyata di dalamnya ada 7 pura dengan menempuh waktu 4 jam dengan menaiki 2900-an anak tangga. Ada juga shortcut tapi masih memakan waktu 2 jam, dengan menaiki 1700-an anak tangga.
Tidak ada biaya resmi untuk masuk ke Pura, karena masih berbentuk sumbangan, kecuali untuk sewa sarung seharga IDR 10.000 per orang. Setelah itu, sudah ada anak tangga yang menyambut kita menuju Pura 1 dan 2.
Menurut guide yang bertemu disini, beliau mengatakan kalau hari ini pas lagi cerah, karena sudah beberapa hari terakhir itu hujan, berkabut, berawan, sehingga pemandangan Gunung Agung itu gak terlihat jelas.
And, we are very very very lucky! Gimana gak beruntung coba, dari sini aja, pemandangannya spektakuler banget. Dan gak bosen buat berlama-lama disini. Saking gak bosennya, perjalanannya cuma sampai disini aja karena belum sarapan dan juga masih ada tempat selanjutnya yang harus dikunjungi. Hehe.
_________________________
Pura Lempuyang Luhur
Desa Bunutan, Abang, Kabupaten Karangasem, Bali.
IDR 10.000 (Sewa Sarong), HTM: Sukarela
_________________________
SARAPAN KESIANGAN
Setelah turun dari Pura Lempuyang Luhur, dengan perut keroncongan sambil ngider ke tempat selanjutnya, dicarilah tempat makan. Pas sampai depan Taman Tirta Gangga, berhentilah sejenak, karena tadi sempat tanya sama petugas pos di Pura Lempuyang Luhur, disini banyak tempat makan.
Bener juga, kalau di seberang Taman Tirta Gangga, ada warung makan yang bisa kita coba. Dari beberapa menu yang ada, dipesanlah Nasi Campur Ayam. Seporsi nasi putih, suwiran ayam betutu, tumis tempe manis, tumis sayuran, ayam goreng, dan telur mata sapi disusun rapi.
Masalah rasa, dengan perut lapar, ini mengenyangkan dan rasanya homy banget. Proses masaknya agak lama tapi rasanya oke punya. Apalagi harganya cuma IDR 20.000 aja. Terbaik!
_________________________
Warung seberang Taman Tirta Gangga
09.00-18.00
_________________________
PANTAI BIAS PUTIH
Gak perlu lama-lama setelah makan, saatnya bersenang-senang ke pantai! Searah dengan jalan pulang, gak lengkap rasanya kalau dilewati begitu saja. Pantai Bias Putih jadi salah satu hasil survey yang bikin puas!
Pantai Bias Putih itu salah satu pantai perawan yang sekarang sudah di-develop dengan baik oleh masyarakat sekitar. Tapi ada cerita yang sedikit miris yang saya dapatkan ketika ngider kesini.
Awalnya, saya dapatkan pantai ini bernama Pantai Perasi. Betul, sampai masuk kedalam dan juga arahan google Maps benar-benar sampai pada pantai yang cantik ini. Setelah membayar retribusi seharga IDR 5.000 per orang, kami berjalan dan sampai pada bibir pantai. Tapi, kami kembali harus bayar lagi IDR 5.000 per orang untuk kedua kalinya.
Mengapa hal ini bisa sampai terjadi? Pantai ini sebenarnya berada di Desa Adat Bugbug, dulu sebelum desa tersebut membuka lahan untuk akses masuk. Desa Adat Perasi lah yang memulai dan mempunyai akses jalan menuju Pantai Bias Putih.
Jadi sekarang ada 2 akses jalan, dari Desa Adat Perasi maupun Desa Adat Bugbug. Sampai pada akhirnya, kesepakatan memang terjadi dari masing-masing Desa Adat untuk mengambil retribusi. Tapi saran saya, kalau mau mampir dan tidak mau membayar dua kali. Lebih baik masuk dari akses jalan Desa Adat Bugbug. Dengan mencari keyword “Pantai Bias Putih”.
Kenapa lewat Desa Adat Bugbug saja? Selain menghindari retribusi ganda. Membayar sekali disini, selain bisa bersantai di Pantai Bias Putih, kita juga bisa mampir ke Taman Bali Harmoni atau Bukit Asah yang punya pemandangan yang super! Sayang, saya belum sempat kesana.
Tapi tak apa, saya puas buat berada di Pantai Bias Putih ini. Pasirnya putih, lautnya biru banget, sampai sampai bergradasi dari biru muda sampai biru tua ke tengah lautan. Pokoknya saya mau ngider lagi kesini dan jadi tujuan utama kalau ke Karangasem.
_________________________
Pantai Bias Putih
Jalan Raya Bugbug, Sengkidu, Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali.
HTM : IDR 5.000/orang
_________________________
SORGA CHOCOLATE
Beruntunglah saya, lagi-lagi berkat hasil survey, saya bisa menemukan sebuah surga di antara belantara hutan-hutan. Siapa sangka kalau ada penghasil cokelat olahan artisan di Karangasem?
Jauh-jauh hari sebelum sampai di Bali, saya sudah menelepon untuk membuat janji akan berkunjung kesini. Awalnya, melihat cara pembuatan cokelat itu seperti apa jadi daya tarik yang benar-benar bikin cepet-cepet kesini.
Sayangnya, ada miskom dari saya, untuk bikin cokelat sendiri, ada course yang harus dibayar terpisah dan memang sudah ada jadwalnya. Dan juga pembuatan cokelat dari bahan baku, ternyata tidak berlangsung hari itu juga karena yang mengerjakan tidak datang bekerja.
Walau sudah membayar IDR 15.000 sebagai tiket masuk, kita diajak berkeliling pabrik pengolahan cokelat. Dijelaskan bagaimana pohon cokelat seperti apa, lalu proses pertama hingga akhirnya bagaimana. Sampai jadi batangan cokelat yang pengen dimakan itu kayak gimana.
Yang asik nih, di akhir sesi diajak icip-icip produk Sorga Chocolate yang ternyata banyak macemnya. Dari Dark Chocolate yang 100%, 95%, 88%, sampai yang ada yang rasa cabe, rambutan, kacang, dan lain sebagainya.
Kesukaan saya sih yang rasa salty dan salted cashew ya. Dibandingkan Dark Chocolate yang pahitnya naudzubillah. Pait banget! Tapi yang Spark alias ada cabenya lucu juga. Jarang ada kan? Hohoho.
_________________________
Sorga Chocolate
Jalan Pura Mastima, Jasri Kelod, Subagan, Kabupaten Karangasem, Bali.
HTM : IDR 15.000/orang
_________________________
DEPOT GIMBO BABI ASAP
Waktu semakin sore, saatnya kembali untuk check in ke Kuta. Tapi karena tadi sarapannya kesiangan, siang-siang masih anteng aja perutnya belum minta makan, walau udah mulai kerasa lapar. Alhasil yang tadinya cari-cari makan sekitar Karangasem, dibablas aja sekalian balik ke Kuta.
Kalau sesuai itinerary sih, lanjut ke Depot Gimbo Babi Asap yang jadi langganan saya kalau main ke Bali. Gegara pas main ke Bali pertama kali, saya diajak makan disini dan hasilnya ketagihan.
Depot Gimbo itu menyajikan makanan khas Kupang, Sei Babi atau Babi Asap. 4 tahun berselang, lumayan banyak perubahan yang ada. Mulai dari ekspansi teras depannya, sampai karyawannya yang sekarang udah banyak.
Udah otomatis, pesan Babi Asap dong ya. Ada juga tumis bunga pepaya juga daun singkong. Gak boleh kelupaan buat pesan Soup Brenebon. Sup Kacang merah yang hangat yang bikin kangen terus. Sayang saya gak foto sambalnya, karena sambal luat yang asli Kupang tuh asam dan pedas.
Kalau mau makan murah ada juga kok yang udah paketan. Tapi kalau makan banyakan mending belinya per setengah kilo biar lebih puas. Juga bisa dibawa pulang, nanti divakum, tahan lama kok kalo udah divakum kayak gitu. Mampir ya!
_________________________
Depot Gimbo Babi Asap
Jalan Imam Bonjol no. 350, Pemecutan Kelod, Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali.
Senin 09.00-15.00
Selasa-Minggu 09.00-21.30
IDR 2.000 – 230.000
NON HALAL
_________________________
Saatnya Check IN! Dan saya berpisah dengan teman-teman seperjalanan saya untuk 2 malam kedepan. LOH? KOK? Iya nih, saya menginap sendiri di Grand Istana Rama Kuta. Gak jauh dari tempat menginap teman-teman saya di Amaris Hotel Kuta. Karena 1 kamar gak bisa extra bed, jadi saya pisah sendiri dan kebetulan ada cerita yang harus dibaca terpisah, oke?
Tenang! Liburannya masih berlanjut kok di keesokan hari. Karena besok akan seharian berpantai ria di daerah Nusa Dua, Kuta Selatan, dan Uluwatu. See you!
Nih VLOGnya yes!
_________________________
KUY, DER!
Tukang Ngider
Ngider terus, terus ngider
VLOG on Youtube : tukangngider
Instagram : @tukangngider
Facebook Page : Tukang Ngider