EVENT

Edukasi Kesiapan Kerja Bersama Prestasi Junior Indonesia dan Johnson & Johnson Indonesia

Tukang Ngider - Edukasi Kesiapan Kerja

Puji Syukur, sejak duduk di bangku SMK, saya sudah mengenal dunia kerja itu seperti apa. Bekerja di dunia perhotelan dan pariwisata sampai jadi anak korporat juga pernah.

Tapi, kalau ditanya urusan melamar pekerjaan, masih sering panas dingin deh kalau dipikir-pikir. Gak pede kalau kirim CV, deg-degan setengah mati kalau udah dipanggil wawancara kerja. Jujur, perasaan itu pastinya dirasakan juga sama fresh graduates.

A First Jobbers’ Guide to Job Hunting 

Cerita kali ini, saya mengikuti program edukasi kesiapan kerja yang diselenggarakan oleh Prestasi Junior Indonesia bekerjasama dengan Johnson & Johnson Indonesia dengan 48 orang peserta.

Robert Gardiner, Co-Founder and Academic Advisor Prestasi Junior Indonesia

Terdiri dari anak-anak yang baru lulus dari SMA/SMK dan mahasiswi yang sedang dalam tahun terakhir perkuliahannya yang tersebar dari mulai Jabodetabek, Cileungsi, Bandung, Semarang, Surabaya, Bojonegoro, dan Denpasar.

Devy Yheanne, Country Leader of Communications and Public Affairs PT Johnson & Johnson Indonesia

Ditemani dengan 24 orang karyawan Johnson & Johnson Indonesia sebagai mentor untuk mendampingi dan memberikan insight bagi teman-teman generasi muda yang menjadi fresh graduates memasuki dunia kerja.

Dalam program edukasi ini, terdapat 3 agenda pembelajaran yang dibahas secara eksklusif, sudah bisa tebak apa saja?

Utilizing Your Soft Skills in the Workforce 

Pembahasan paling pertama adalah mengenali apa soft skill yang kita punya. Kadang kita tidak sadari, kita punya banyak potensi yang tidak begitu menonjol, padahal bisa jadi itu menjadi senjata andalan kita dalam bekerja.

Ini beda dengan hard skill loh ya. Soft skill itu berhubungan dengan kepribadian, termasuk di dalamnya cara berkomunikasi antar sesama.

Jika hard skill adalah sesuatu yang bisa kita pelajari, soft skill sebenarnya sesuatu yang kita bawa sejak lahir. Walau sebenarnya bisa perlahan sebuah kebiasaan diubah menjadi lebih baik lagi.

Di bahasan pertama ini, kita semua diajak untuk mengisi 10 poin kuesioner yang menghasilkan soft skill apa yang kita miliki, sebelum menjadi senjata saat memasuki dunia kerja.

A Beginner’s Guide to Writing Your First CV

Kalau ini bahasan yang saya tunggu-tunggu. Memang sejak awal, tujuan saya ingin tahu CV yang baik dan benar itu seperti apa.

Masing-masing peserta di sini sebelumnya sudah harus siap dengan CVnya terlebih dahulu, supaya bisa dibahas dan disempurnakan apabila ada sesuatu yang kurang pas.

Karena menjadi amunisi sebelum maju ke babak selanjutnya, CV ibaratnya sebagai presentasi penampilan kita dalam selembar kertas.

Seusai tahu teorinya, kami semua dibagi ke grup kecil untuk membahas CV kami satu per satu. Bersama salah satu sukarelawan yang merupakan karyawan/ti bersama-sama membedah dan diberikan masukan terkait CV yang kita miliki.

Syukurnya, CV saya lulus! Sempat berpikir kalau akan terlalu simple, tapi hasilnya aman kok. Tinggal memoles aja surat lamaran kerja jika nanti saya punya niatan kerja lagi.

Golden Rules of A Successful Interview

Sudah kirim lamaran kerja lengkap dengan CV, saatnya menunggu lamaran disambut oleh calon perusahaan. Tentu saja, wawancara kerja akan menanti ketika kita lolos seleksi pertama.

Saya yang sudah berkali-kali ikut wawancara kerja, tetap loh keringetan dingin. Gugup, jantung dag dig dug duer, kayak mau copot. Saat inilah kita semua diajarkan bagaimana kita bisa mengikuti wawancara dengan baik.

Kita semua disuguhkan dengan role play antara HRD dengan 2 peserta wawancara, ini adalah simulasi contoh peserta wawancara yang bertolak belakang. Salah satunya contoh calon karyawan yang tidak baik dalam prosesnya dan satunya lagi tentu saja yang baik.

Saya akui dan angkat jempol bagi 3 orang yang melakukan role play dengan luar biasa alaminya. Gak kelihatan kaku, malah terkesan beneran seperti proses wawancara kerja secara virtual.

_________________________

Ketika saya share di media sosial, saya mengikuti program ini, banyak reaksi yang saya dapatkan. Paling ngena adalah celetukan “Ih, ngapain ikutan acara begituan? Kan udah bukan fresh graduates lagi.”

Betul memang, saya bukan fresh graduate lagi, saya sudah 4 tahun lulus dari perkuliahan. Sejak di bangku SMK, betul adanya saya sudah mengenal dunia kerja seperti apa. Tapi, saya merasa pengetahuan untuk hal melamar pekerjaan sangatlah sedikit. 

Maka dari itu, jawaban saya adalah walau demikian, bukan berarti kita berhenti bersekolah, otomatis kita akan berhenti belajar. Justru, setiap hari adalah proses belajar dan belajar tidak akan pernah berhenti. Kuy, der!

_________________________

KUY, DER!
Tukang Ngider
Ngider terus, terus ngider

Follow the journey on:
Instagram :
 @tukangngider
VLOG on Youtube :
 tukangngider
Facebook Page :
 Tukang Ngider

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.