Saya sempat terheran-heran kalau gereja yang saya kunjungi mempunyai candi di kompleks belakang gereja. Tidak menyangka juga ya, ternyata sebuah bangunan tidak hanya berdasarkan identitas agama, tetapi dipengaruhi oleh budaya dan adat di sekitar.
Sekedar pemberitahuan, tempat ini adalah tempat ibadah dan bukan tempat wisata pada umumnya. Mohon untuk maklumnya ya.
Saya memutuskan untuk kembali pada jadwal awal yang seharusnya, selain untuk liburan di Jogja, saya memutuskan juga untuk ziarah rohani secara pribadi. Setelah kemarin mengunjungi Sendangsono, kali ini saya mengunjungi Gereja Katolik yang ada di daerah Ganjuran.
Perjalanan saya setelah dari Mangut Lele Mbah Marto (yang belum baca, monggo diulik), bagi saya tidak sulit, tinggal lurus-lurus saja. Apalagi kalau mengikuti arahan petunjuk GPS, rasanya sangat mudah.
Jalan utama menuju gereja, saya disambut oleh jalan yang bagi saya tidak asing, karena saya melihat banyak sekali orang yang foto di lokasi ini. Dan bagi saya, jalan utama ini sangat indah dan serasa bukan kayak di Jogja lho.
Tidak jauh lho dari jalan utama Ganjuran, ada papan penujuk jalan dan building sign nya Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (selanjutnya akan saya singkat Gereja HKTY). Dan ternyata dibelakang Gereja berdiri sebuah Rumah Sakit Elisabeth. Jadi lalu lalang kali itu cukup dibilang ramai.
Sesuai dengan nama gereja nya, Gereja ini berada di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus, Ganjuran. Begitu sampai, saya merasa disambut dengan budaya Jawa yang kental. Pintu utama menyerupai gapura candi yang cantik. Dan yang paling membuat saya terenyuh adalah tulisan Berkah Dalem yang menyejukkan hati saya di kala siang yang panas hari itu.
Begitu memasuki komplek Gereja HKTY, bangunan utama gereja menarik perhatian saya. Kalau biasanya sebuah gereja tertutup megah dan tinggi menjulang, Gereja di Ganjuran ini sungguh terbuka, tinggi pun menjulang ramah dengan kekhasan adat Jawa yang kental.
Di seberang bangunan utama, banyak pendopo-pendopo yang digunakan khusus untuk pengunjung dan umat untuk bersenda gurau, mengobrol, berdiskusi atau bahkan rapat disana. Semua dikonsep menyatu dengan alam, terbuka seutuhnya, dengan semilir angin yang adem.
Saya melihat papan petunjuk dalam kawasan Gereja HKTY, yang bikin penasaran itu ada candi di sisi timur gereja, tanpa membuang banyak waktu, saya segera menuju candi tersebut. Dan apa yang saya dapat? Betulan candi. Keren banget!
Candi ini dibangun oleh masyarakat sekitar pada tahun 1927. Dengan tinggi 10 meter dan mirip dengan candi prambanan. Didalamnya ada patung Yesus dan Bunda Maria dalam adat Jawa. Dan itu keren banget! Sayangnya, saya kali itu tidak berkesempatan naik ke dalam candi karena cukup banyak orang yang mengantri untuk berdoa di dalamnya. Lagipula, pasti handphone tidak diperkenankan untuk memotret. Karena apa? Karena itu tempat berdoa dan rasanya saya tidak layak untuk melakukan demikian.
Tidak jauh dari Candi ada sebuah toko yang dikelola langsung oleh gereja dan biara yang ada disana. Tentunya toko rohani, yang biasa menjual rosario dan yang berhubungan dengan kerohanian Katolik. Tapi, saya tertarik untuk membeli susu kedelai yang memang sengaja dijual disana, saya mencoba susu kedelai dengan rasa pandan dan itu enak banget! Dingin di tenggorokan lho.
Ada juga minuman tradisional campuran gula jawa, serai, dan jeruk nipis. Namanya Seruni. Karena penasaran saya membelinya, emang dasar kepo, pas diminum saya kurang menyukai rasanya. Tapi apa daya harus dihabiskan daripada mubazir ya.
Saya menuju bangunan utama gereja HKTY, di dalamnya saya memanjatkan rasa bersyukur saya untuk bisa datang, plus foto arsitektur gereja yang benar-benar Jawa banget. Kalau saya baca beberapa artikel, memang bangunannya tidak seasli dulu, karena dampak gempa yang terjadi tahun 2006.
Tetapi karena semangat dari 8.000-an umat di gereja tertua yang ada di Bantul ini, akhirnya Gereja Ganjuran bisa kembali berdiri dan umat dapat beribadah kembali. Lalu, ada 1 perayaan unik dan khas, yaitu Misa Prosesi Agung Sakramen Mahakudus yang diadakan HANYA pada hari Minggu terakhir bulan Juni. Tentunya dengan full adat Jawa dan diaraknya patung Yesus dan Bunda Maria dalam adat Jawa. Sayangnya, tahun ini saya tidak bisa melihat secara langsung.
Di luar gereja, tempat memarkirkan motor, berjejer warung-warung rohani. Ribuan rosario tergantung pada 10-an warung yang ada. Patung-patung hingga buku rohani tersedia disini.
Yang pasti, saya sangat bersyukur bisa menginjakkan kaki disini, flashback moment yang terjadi adalah saya pernah menonton misa dengan adat Jawa. Dan ternyata di gereja inilah waktu itu saya menyaksikannya. Hebat! Saya tidak bisa berkata lebih untuk keanekaragaman yang ada di Indonesia ini.
Keasikan memutari gereja, saya lupa untuk ngider ke tempat berikutnya, mari kita lanjutkan perjalanan kita!
NB: Post ini hanya membantu untuk Tuders yang memang ingin mengunjungi tempat ini berziarah, sekedar informasi dan juga hal menarik yang ada di dalamnya.
Summary of destination
Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus
Jalan Ganjuran, Sumbermulyo, Kec. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Terbuka untuk umat Katolik berziarah, tidak ada jadwal resmi.
Parkir Motor : seikhlasnya.
Salam Ngider!
Tukang Ngider
Ngider terus, terus ngider
Instagram : @tukangngider