Sekali ngegas, dua tiga pantai terlampaui.
Yap, sehabis dari Pantai Pok Tunggal, sejalan dengan mengarahnya ke Pantai Krakal. Saya melewati beberapa pantai yang sudah pernah saya jelajahi sebelumnya. Yaitu Pantai Pulang Sawal atau dikenal dengan Pantai Indrayanti dan Pantai Sundak.
Absen nya saya untuk mendatangi pantai tersebut selain memang sudah pernah dikunjungi, bagi saya pantai-pantai ini lebih ramai karena banyak tempat makan yang disediakan penduduk sekitar, sehingga pantai tersebut lebih ramai karena akomodasi perut yang lebih menunjang. Pantai ramai = Tidak bisa nyaman dan tenang.
Menuju Pantai Krakal, ada 2 jalan yang bisa dipakai, jalan beraspal tapi memutar otomatis menghabiskan waktu, satu lagi jalanan beraspal yang terputus dengan bebatuan di Pantai Sadranan. Ya, saya lebih memilih jalan kedua, motor yang saya pakai setrong kok.
Terhitung ada 3 pantai lagi setelah Pantai Pulang Sawal dan Pantai Sundak yang saya lewati, yaitu Pantai Ngandong, Pantai Sadranan dan Pantai Slili. Sekilas Info, Pantai Sadranan bisa dipakai snorkeling lho, kondisi pantai tidak terlalu besar ombaknya karena ada sebuah pulau batu yang kokoh disana, yaitu Pulau Watu Lawang. 3 pantai inilah yang bagi saya bisa dikunjungi oleh keluarga tidak khawatir ombaknya yang besar.
Lanjut, saya memasuki kawasan Pantai Krakal. Dari kejauhan sudah ada tulisan Pantai Krakal yang terpasang pada pulau batu karang menyambut saya. Luasnya pantai Krakal membuat saya kebingungan untuk parkir motor. Berhati-hati juga ya karena tidak ada petugas parkir yang khusus menjaga kendaraan.
Setelah 3x pindah tempat parkir, saya bisa menikmati pantai Krakal. Angin laut yang berhembus semakin membuat saya semangat menjelajahi area pantai. Pantai Krakal cenderung bertingkat, pasir pantai bisa saya bilang itu terbagi dua. Area pertama yang lebih dekat dengan bibir pantai, yang kedua di tingkat yang lebih tinggi semeter lah. Jadi pengunjung bisa melihat area pertama dengan mudah.
Pantai Krakal ternyata dulunya berada dari dasar laut, karena proses alam, pantai ini terangkat. Namanya krakal karena banyaknya batu karang yang tersebar. Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, ada pulau batu karang yang besar dan itu terbentuk oleh dua batu karang.
Saya menaiki karang tersebut dengan jembatan bambu yang dipersiapkan oleh penduduk sekitar. Membayar retribusi sebesar Rp. 2.000,- per orang, kita sudah bisa naik ke atas karang tersebut.
Sesampainya di atas, permukaan batu karang sangat subur, banyak tumbuhan yang tumbuh dan lebat. Ada juga gazebo yang dipersiapkan bagi pengunjung yang mau bersantai menikmati keindahan pantai Krakal dan derasnya ombak yang datang menghantam. Hati-hati terluka ya berjalan pada jalan setapak disini.
Tidak sampai disitu saja, ada jalan yang mengarahkan menuju pantai disebelah Pantai Krakal, yaitu Pantai Sarangan. Walaupun masih dalam 1 kawasan, tapi memang berbeda pantai. Kalau Krakal mempunyai area yang cenderung lurus, Pantai Sarangan mempunyai pantai yang kecil dan melengkung.
Karena masih mempunyai tujuan selanjutnya, pantai Sarangan tidak bisa saya jelajahi. Banyaknya alasan tidak keburu, bisa saya pakai lagi ber-alibi untuk datang lagi ke Jogja. Iya kan? Di-iya-in deh biar bisa lanjut ngider ke pantai selanjutnya. Terus update ya di Tukang Ngider.
Summary of destination
Pantai Krakal
Desa Ngestirejo, Kecamatan Ngestireho, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Retribusi naik batu karang : Rp. 2.000,-/orang.
Salam Ngider!
Tukang Ngider
Ngider terus, terus ngider
Instagram : @tukangngider