Perut sudah keroncongan sejak pagi tadi, memang Los Lambuang ini jadi tujuan utama perjalanan di Bukittinggi sebenarnya. Sebelum rencana tak terduga datang, memutuskan mengunjungi Danau Maninjau di tengah hari.
Rencana tak terduga mengunjungi
Danau Maninjau: Dari Ketinggian Hingga ke Tepian
Tidak lama setelah sampai di Padang, seorang teman asli Bukittinggi yang sekarang kuliah di Jakarta merekomendasikan untuk datang dan makan di Los Lambuang.
Los Lambuang adalah sebuah pusat kuliner di Pasar Lereng, salah satu di antara 3 pasar yang masih berada di kawasan Jam Gadang Bukittinggi. Di setiap kios-kios yang berjejer rapi, para pedagang nasi kapau menjajakan dagangannya satu sama lain.
Los bisa berarti rumah panjang, bisa berarti juga pasar. Sedangkan Lambuang adalah lambung. Secara arti, los lambuang berarti lorong lambung. Tempat dimana orang-orang dapat mengisi perutnya.
Los Lambuang: Nasi Kapau is everywhere
Los Lambuang sudah ada sejak tahun 1980-an, dari ujung ke ujung, menyajikan berbagai macam makanan tradisional Minang yang sudah mulai jarang ditemui, didominasi dengan kuliner nasi kapau yang saat ini para penjualnya merupakan generasi kedua bahkan ketiga.
Nasi Kapau sendiri adalah hidangan nasi rames asal Nagari Kapau yang berada di Tilatang Kamang dari Kabupaten Agam yang letaknya tidak terlalu jauh ternyata dari Kota Bukittinggi.
Berbagai macam menu makanan rata-rata tersaji sama dengan penjual lainnya, seperti Gulai Tambusu yang menjadi ciri khas Nasi Kapau, dendeng balado, itiak lado hijau, gulai cancang, pangek ikan, ayam rendang, dan masih banyak lainnya.
Perbedaan nasi kapau dengan nasi βPadangβ lainnya terletak pada gulai kapau yang katanya khas di Los Lambuang yang tidak dapat ditemukan di tempat lain, isinya terdapat rebung, nangka, kacang panjang, kol, dan sayuran lainnya yang digulai bersama-sama.
Rasanya legit, gurih, dan ada sedikit rasa asam yang khas. Nyaris saya bilang itu basi, padahal memang begitu rasanya. Ampuni kesalahan saya ya *sujud
Keunikan para penjual nasi kapau di Los Lambuang, mereka mengatur etalase makanan secara berundak turun di tengah meja. Penjual akan berada lebih tinggi dibanding menu makanan yang dijajakan.
Untuk mengambil lauk atau sayur yang dipilih, digunakan sebuah sendok kayu bertangkai panjang yang bisa menggapai dari kejauhan.
Para penjualnya pun rata-rata adalah seorang wanita yang biasa akan dipanggil dengan Uni. Nah, rekomendasi teman saya adalah penjual nasi kapau bernama Uni Lis. Beliau adalah orang tua teman yang sudah lama berjualan di sini.
Lamak Bana!
Barulah sampai dan duduk, kita akan ditanya akan makan dengan apa. Karena sudah terlalu sore dan sudah banyak kios yang tutup, alhasil menu makanan yang ada tidak tersisa banyak. Untungnya menu kesukaan saya, gulai ayam, masih ada.
Sepiring nasi dengan gulai kapau, gulai ayam, sambal goreng, daun singkong, bumbu rendang, dan kuah makanan lain memenuhi piring. Saking lapar dan kalapnya, boro-boro dah kepikiran di foto. Maaf ya kebiasaan :(.
Tapi percayalah, nikmat sekali saat itu. Semua yang ada di piring punya rasa yang menonjol satu sama lain, memang rasanya sedikit lebih asin, bumbu yang digunakan pun tajam dan kuat terasa, bikin nafsu makan semakin bergejolak.
Tambuah ciek! Seporsi lagi nasi putih hangat di atas piring saya. Selapar itu memang. Hasilnya begahlah perut saya ini, tapi benar-benar puas!
Saya mewajibkan kalian semua untuk datang ke sini di kala berkunjung ke Bukittinggi. Jika kesulitan mencari, tanya pada orang sekitar di mana Los Lambuang ini berada. Memang sedikit tricky saat mencari tempat ini.
Datanglah sebelum sore hari, karena los-los di sini tutup mulai pukul 3 sore. Kalau beruntung seperti saya, pukul 5 sore masih ada yang berjualan, itu pun terhitung jari.
Tidak lebih dari Rp. 30.000, makanan saya hari itu. Hati-hati kalap saat melihat makanan yang menggugah selera di saat awal memilih. Ada baiknya tanyakan nama makanannya supaya tidak memilih menu yang mainstream.
Selamat mengisi perut kosong, jaminlah perut anda akan nyaman setelah menyantap nasi kapau yang asli dibuat oleh orang Kapaunya langsung. Kalau kalian ada yang punya los lain yang perlu dicoba, jangan sungkan kasih tau saya dan para pembaca lain di kolom komentar ya :). Kuy, der!
Ngider di Padang dan Bukittinggi sampai 300 Kilometer! Baca ceritanya di:
Padang: Perjalanan Nyaris 300 Kilometer
______________________________
Los Lambuang
Jalan Pemuda No.33, Aur Tajungkang Tengah Sawah, Guguk Panjang, Kota Bukittinggi
Sumatera Barat 26136
07.00 β 16.00
HALAL
______________________________
KUY, DER!
Tukang Ngider
Ngider terus, terus ngider
Follow the journey on:
Instagram : @tukangngider
VLOG on Youtube : tukangngider
Facebook Page : Tukang Ngider
1 thought on “Los Lambuang: Surganya Kuliner Nasi Kapau”