Kami direkomendasikan sebuah pantai anti mainstream bernama Pantai Ujuang Kabun yang masih searah jalannya dengan Pantai Air Manis, pantai wisata yang terkenal di Kota Padang.
Bermula dari keinginan kembali menikmati suasana sunset, karena Kota Padang hari itu sangat cerah, juga mengisi kekosongan waktu, sayang saja kalau hanya menghabiskan waktu di kamar hotel.
Dari pusat kota, kami menuju Gunung Padang, sebuah bukit yang menjulang yang berbatasan langsung dengan garis pantai di sisi barat Kota Padang.
Kami melewati beberapa tempat menarik, salah satunya Jembatan Siti Nurbaya, di sekitar sana terlihat banyak sekali kapal-kapal nelayan. Memang betul, di muara Sungai Batang Arau dijadikan sebuah pelabuhan marina bernama Pelabuhan Muara, sekaligus menjadi khusus untuk para nelayan.
Tidak ada nama pantai di Google Maps, hanya berbekal patokan jalan yang ditunjuk saat membuka peta. Tepat setelah menanjak Gunung Padang dan saat jalan mulai menurun, betul saja, ada keramaian parkir kendaraan di sebelah kanan kiri jalan. Hanya tertulis arah panah ke bawah dengan tulisan pantai.
Menyatu dengan Pantai Air Manis
Turunlah kami ke pantai itu. Sebuah pantai pasir putih yang cukup rapi dengan berbagai kursi dan meja berpayung yang sengaja dibuat untuk menikmati senja di sore hari. Memang pas sekali pantai ini mengarah ke tempat matahari kembali ke peraduannya.
Pantai ini masih panjang mengarah ke selatan. Sudah mengerti kan kodenya? Karena panjang, ya kami telusuri. Kira-kira 2 kilometer jauhnya. Saat menuju ke sana, para peselancar lewat bergerombol. Tandanya memang pantai ini anti mainstream, karena biasanya para peselancar mencari pantai yang berombak besar tapi tidak terlalu ramai. CMIIW ya.
Sepanjang perjalanan, hanya kami berdua saja yang terlihat menelusuri. Tapi ketika di ujung, banyak orang lalu lalang. Ada yang bermain ATV, yang menarik adalah beberapa orang terlihat berjalan ke sebuah pulau kecil ditengah lautan.
Spot Sunset di Kota Padang
Namanya Pulau Pisang Ketek (Kecil). Setiap hari akan ada waktu air laut akan surut, sehingga semacam peristiwa Nabi Musa membelah air, ternyata rasanya begitu toh. Orang-orang bisa melewati pasir yang “kering” menuju pulau itu. Semakin menjelang malam, air laut akan kembali pasang.
Barulah sadar ujung pantai ini adalah Pantai Air Manis, itupun setelah update Insta Story ya, karena titik lokasinya tertulis begitu. Barulah setelah ngeuh, di pantai inilah legenda batu Malin Kundang berada.
Karena cukup panjang berjalan kaki dari Pantai Ujuang Kabun sampai ke Pantai Air Manis, niat untuk melihat batu itu dihilangkan. Tambah lagi malas ke sana karena golden hournya cakep banget, terus pengunjungnya ramai banget terlihat dari kejauhan.
Ya mungkin ini alasan buat saya untuk balik lagi ke Padang, karena belum lihat batu Malin Kundang langsung. Hahaha.
Kami tidak mau kembali ke motor kami di tengah kegelapan, sebelum matahari benar-benar tenggelam, kami berpacu dengan waktu kembali ke Pantai Ujuang Kabun, tempat motor kami parkirkan.
Harus saya akui, Pantai Ujuang Kabun memang asyik untuk dinikmati secara santai. Kalau tipe yang ngider kayak saya, main ke Pantai Air Manis di sebelah oke juga. Mungkin kalian punya rekomendasi pantai lain di Kota Padang yang oke? Kasih tahu aja di kolom komentar ya. Kuy, der!
Baca cerita lengkap perjalanan saya di Kota Padang dan sekitarnya
Padang: Perjalanan Nyaris 300 Kilometer
______________________________
Pantai Air Manis
Air Manis, Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat 25217
_________________________
KUY, DER!
Tukang Ngider
Ngider terus, terus ngider
Follow the journey on:
Instagram : @tukangngider
VLOG on Youtube : tukangngider
Facebook Page : Tukang Ngider
1 thought on “Pantai Air Manis: Dari Sisi Pantai Lain”