Sepanjang mata memandang, langit biru yang memanjakan mata. Hamparan laut dengan terjangan ombak. Makin makin bikin jatuh cinta sama pantai ini.
So sweet kan? Hehehe. Sekali-kali lah bikin yang romantis. Iya, lanjut ngider ke Pantai Glagah. Saya merencanakan kesini karena melihat pantai nya yang unik. Walau memang ada pantai yang sesungguhnya, pantai Glagah sayangnya tidak bisa dinikmati untuk bersantai. Tapi yang menarik adalah banyaknya pemecah ombak yang menghiasi pantai ini.
Perjalanan saya banyak dihiasi dengan pemandangan aktifitas masyarakat Kabupaten Kulon Progo yang saya rasa mereka sangat menikmati hidup dengan aman, tenteram, dan damai. Hingga akhirnya tercium sudah wangi khas pantai (bagi saya) yang tidak asing menandakan tujuan saya semakin dekat.
Angin semakin kencang ketika saya melewati sebuah areal dengan banyak pohon yang sampai saat ini saya belum bisa menjelaskan pohon-pohon apa itu. Terhampar luas dengan banyaknya petani garam yang bekerja untuk menghasilkan garam-garam yang sekarang bisa berada pada dapur rumah kita.
Nikmatnya, perjalanan saya kali ini. Jarak jauh tidak terasa walau badan pegal pun membuat mati rasa. Semakin dekat dan mencapai pintu masuk Kawasan Pantai Glagah dan Pantai Congot di selatan Kulon Progo.
Saya sampai di Pantai Glagah pada panas-panasnya matahari, jam setengah 2 siang. Sebelum itu, saya sedikit berputar-putar menyusuri areal pinggiran pantai Glagah dan Congot karena mencari area yang memang sudah famous banget dengan pemecah ombaknya. Tersadar sudah terlewat, jadilah saya memutar balik motor ke areal parkir yang menutupi pemandangan pemecah ombak Pantai Glagah.
Jalan menuju Pantai Glagah diramaikan dengan lapak-lapak penduduk yang menjajakan banyak makanan dan hiburan bagi anak-anak. Karena di tepi laut, bayak yang menjajakan makanan laut dan yang menarik perhatian adalah adanya gorengan berbahan dasar undur-undur, ikan-ikan kecil, udang-udang kecil, dan lain sebagainya.
Tapi tidak menjadi pengalih perhatian saya untuk terus berjalan menuju Pantai Glagah. Di tengah perjalanan saya terdapat marina yang terbentuk secara alami ada juga buatan yang dipakai untuk bermain sepeda air dan wahana air lainnya. Sayangnya, saking kepanasan, saya sampai lupa untuk foto-foto tempat tersebut. Tapi, jangan kecewa karena pemandangan Pantai Glagah itulah yang mengalihkan perhatian saya untuk lupa berfoto ria di sepanjang jalan itu.
Deburan ombak yang mengenai pemecah ombak itu mengenai wajah saya, sejuk-sejuk kering rasanya. Tidak ada kegiatan lain, selain saya melihat hamparan luasnya laut samudera yang ditemani dengan kuatnya ombak menggempur setiap apapun yang menghalanginya.
Hitung-hitung berjemur tanpa harus berbaring, saya memulai aktifitas saya mengabadikan keindahan yang tidak boleh saya lewatkan disini. Saat datang, tidak terlalu banyak pengunjung. Sehingga saya sangat menikmati tiap spot yang ada di Pantai Glagah ini.
Diseberang, pantai Glagah itu terdapat sebuah dermaga. Saya kurang tahu lebih dalam apa dermaga itu untuk kapal-kapal nelayan atau untuk fungsi lainnya. Tidak sempat saya mengunjungi tempat itu, selain karena tidak sempat juga malas untuk menyeberang dengan kapal yang dipakai untuk penyeberangan. Maklum rada parno juga kalau tau dalamnya muara yang ada.
Dari bibir pantai hingga menara yang ada di ujung daratan itu kira-kira bisa saya hitung ada 100 meter. Jadi jangan heran, kalau panjang daratannya…
TAPI…
Ada garis yang melintang di dekat tiang menara yang ada di ujung daratan ini, dan sudah diperingati untuk tidak mendekat karena risiko rapuhnya tanah bisa berbahaya bagi pengunjung karena hantaman ombak yang tahu sendiri waktu SD dan SMP kita belajar Abrasi. Yang gak tahu, googling aja ya.
Nah kalau foto di atas, saya berdiri jauh kira-kira 15 meter dari garis yang melintang. Kalau Tuders bisa menilik, ada tali melintang dibelakang foto. Disitulah batas aman untuk pengunjung dan lihat sendiri, tempat saya berpijak itu basah karena deburan ombak yang pecah hingga menyentuh daratan.
Balik lagi dengan perkataan saya sebelumnya, tidak ada kegiatan yang bisa kita lakukan disini selain berfoto-foto ria, mengambil keindahan tiap angle dan spot yang ada di Pantai Glagah ini dan juga melamun. Tapi melamun nya jangan kosong lho ya, kalau saya kayaknya merenung bukan melamun kali ya.
Kira-kira 30 menit saya habiskan waktu disini. Rasanya itu kayak yang sebentar tapi ternyata sudah lama juga membakar kulitnya. Akhirnya saya memutuskan untuk lanjut ngider ke destinasi selanjutnya. Tapi, kelapa-kelapa muda ‘ngedadahin’ begitu saya lewat. Jadi saya putuskan dengan Imel minum es kelapa muda dulu biar adem dikit.
Kelapa muda nya itu airnya banyak banget, ditambah sirup dan es yang buanyak nambah mantap rasanya. Yang lebih mantap lagi cuma 10 ribu aja mas mbaknya. Masing-masing bayar 5 ribu aja karena beli 1 buah kelapa yang gede dan itu pun hampir gak habis saking kembungnya.
Udah terpuaskan dahaganya, saya kembali ngider menuju tujuan selanjutnya. Markider yuk! Mari kita ngider lagi.
Summary of destination
? Pantai Glagah
✉ Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.
⏰ 24 jam, akses masuk maksimal sampai jam 18.00 (kondisional)
? Tiket Masuk : GRATIS! ; Parkir motor Rp. 3.000,-
Salam Ngider!
Tukang Ngider
Ngider terus, terus ngider
Instagram : @tukangngider