Selamat Idul Fitri untuk semua teman-teman yang merayakan. Semoga di hari kemenangan, berlimpah sukacita dan berkah menjadi pribadi yang lebih baik! Tau dan ngerti banget sih ini postingan blog super duper telat bin basi ya. Tapi, gak ada salahnya, kan ya? Buat cerita hasil ngider waktu di Pasar Takjil Benhil yang terkenalnya sampai seantero jagat raya.
__________________________
Mau jalan-jalan ke Cirebon? Kulineran aja yuk! Baca nih:
32 REKOMENDASI KULINER CIREBON YANG WAJIB DICOBA!
PASAR TAKJIL BENHIL
Jujur aja, pernah tinggal di pinggiran Jakarta selama 6 tahun dan sisanya tinggal di Bandung, bikin penasaran kala tipi tipi itu bikin berita tentang Pasar Takjil Benhil sewaktu bulan puasa tiba.
Pada akhirnya, menjawab semua rasa penasaran, momennya juga pas banget di bulan puasa tahun ini, saya berada di ibukota. Walaupun datang kemari H-7 Lebaran banget. XD XD XD.
Lah? Kenapa sih gak di awal-awal bulan puasa? Sejujurnya memang udah pengen banget buat datengin Pasar Takjil Benhil dari awal bulan puasa.
Semua karena banyak agenda acara di awal bulan puasa plus kepotong main ke Magelang dan Jogja. Hmm, pantengin aja, bakal di update soon!
I love to meet new people, jadinya saya gak sendirian kesini, tapi bareng Mpok Steffy alias @eatanddate yang udah agak lama saling follow di Instagram, tapi baru kali ini bertemunya. Janjian pukul 4 sore di minimarket terdekat dengan pasar takjil benhil.
Mulai pukul 12.00 siang, sudah mulai banyak yang bersiap-siap untuk berjualan, tapi semakin sore bakal semakin ramai, sampai pukul 19.00 sebelum tarawih, Pasar Takjil Benhil akan tutup.
Pasar Takjil Benhil ini literally pasar. Posisinya ada di depan Pasar Tradisional Bendungan Hilir dengan tenda yang dibangun khusus selama sebulan untuk para pedagang menjajakan dagangannya.
Kalau dilihat dari keseluruhan, ini pasar gak gede banget sih. Jalan 3 menit dari ujung ke ujung tanpa berhenti juga udah sampai kok. Memang yang bikin menarik adalah MAKANAN!
APA YANG BISA DI DAPAT DISINI?
Ini nih yang paling saya suka sebenarnya, nostalgia sama banyak hal yang udah jarang ketemu atau nemuin hal-hal baru yang belum pernah gue tau sebelumnya. It was a priceless moment. Mau tahu ada apa aja? Let’s start it!
_________________________
Banyak banget makanan yang dijajakan di sini, mulai dari yang paling kecil, macam gorengan. Sampai makanan berat, macam nasi Kapau alias nasi Padang juga bisa dibeli disini.
Muter sana sini, sampai pada akhirnya berhenti di penjual jajanan khas Pariaman, Uni Ema. Saya bisa langsung menebak berbagai penganan yang ada, seperti Lemper, ada juga Kue Talam Pariaman.
Tapi… ada satu makanan yang dari dekat saya perhatikan sungguh menggoda tapi bikin bingung juga. Saya tanya dengan ibu penjual, namanya adalah Ketupat Ketan.
“Lah, apa anehnya sih? Wong, ketupat doang.”
Iya sih itu ketupat doang, liat aja di foto, kok aneh sih bukan kayak ketupat biasa? Akhirnya ya tanya sama ibunya, itu apa kok kayak bubur sumsum gitu? Ternyata, itu adalah santan yang udah kental banget.
Jadi, kalau biasa ketupat isinya pakai beras dan dimasak dengan air, yang satu ini pakai beras ketan dan dimasak pakai santan. Ibu penjual cerita kalau proses masaknya mulai dari pukul 03.30 sampai 09.00. Bayangin aja tuh 5,5 jam dong! Takjub gak lu?
Gimana rasanya?
Isinya itu padat dan sedikit kenyal, gurih dari santannya terasa banget sampai ke dalam, tapi bakal lebih enak lagi kalau cocol sama santan-santan kental yang menempel di kulit ketupatnya. JUARAK!
Masih Uni Ema, gak cuma Ketupat Ketan, ada juga nih Kue Lupis yang bentuknya segitiga dilumuri kelapa parut.
Dan ada bola bola yang langsung saya tembak kalau itu perkedel. TETOT! Bukan Perkedel namanya, tapi (bikin susah mengejanya) Salalauak. SA-LA-LA-UAK!
Ini gorengan khas Pariaman yang bahan utamanya terbuat dari tepung beras, ada campuran rebon atau bisa pakai ikan teri dan warnanya sedikit kuning karena pakai kunyit.
Sekilas kayak comro kalau di Bandung, tapi ini lebih empuk dan tidak ada isi ditengahnya. Asin dan gurih jadi rasa yang dominan dan 1 buah aja gak cukup, lho. Haha. Lanjut lagi deh, kuy!
_________________________
Sebelahan sama Uni Ema, ini nih yang selalu hits di bulan puasa, dan masih dari Bumi Minangkabau: Bubur Kampiun.
Kalau kita tahunya Bubur manis ada Bubur Sumsum, Bubur Kacang Hijau, Kolak Pisang, dan lainnya. Kalau di Bubur Kampiun, semuanya disajikan bersamaan dan dicampur makannya.
Mulai dari: Bubur Sumsum, Biji Salak, Bubur Ketan Hitam, Kolak Pisang, disajikan bersamaan dengan Nasi Ketan dan Sarikayo yang menggoda. Dengan kocek IDR 15.000 aja, dapet seporsi.
_________________________
Kalau tadi ada yang khas Pariaman, giliran khas Banjarmasin yang saya temui disini. Kue Jongkong Kelapa Muda. Di dalamnya itu bubur sumsum yang terbuat dari tepung beras dan berwarna hijau dari daun suji.
Ada santan dan gula merah dibungkus dengan daun pisang dan dikukus hingga matang. Yang membedakan ada daging kelapa muda yang dicampur dalam adonan. Jadi wangi kelapa juga tercium, walau belum dibuka.
Rasanya manis dari gula merah. Karena ada santan, tentu pasti akan gurih. Karena pakai daging kelapa muda, jadi gak keras, teksturnya sama persis dengan bubur sumsumnya. Enak!
_________________________
Saya gak bisa tahan sama lambaian Es Blewah yang harumnya sungguh menggoda. Buah blewah yang diserut, dicampur dengan air dan daging kelapa muda, agar-agar, buah anggur, diberi susu kental manis.
Dan paling krusialnya adalah Es Batu, apalagi diminum lagi panas-panas. Damn! Cuma IDR 10.000 aja, bisa dimakan berdua dengan isi melimpah. Kesegaran terhakiki!
_________________________
Di sudut hampir ujung pasar ini juga ada Es Jeruk Murni yang setiap tahunnya sang ibu langganan jualan disini. Cuma IDR 7.000 aja, itu jeruk peras murni langsung diperas di depan mata kita. Kebayang gak, segernya?
_________________________
Kalau barisan penjual terdepan yang terdekat dengan jalanan nih, pasti ketemu sama kue-kue basah yang udah biasa kita jumpai sehari-hari, macam Klepon, si kue bulat hijau nan cantik kalau digigit pecah di mulut.
Ini saya lupa namanya, tapi suka banget waktu kecil. Pakai kuah gula merah, kalau gak salah terbuat dari tepung beras deh ya. Ada yang tahu namanya apa sih ini?
Otak-otak tenggiri yang wanginya minta ampun, dibakar langsung di atas bara api. Kebayang gak tuh, bisa makan langsung hangat-hangat dicocol pakai bumbu kacangnya?
_________________________
Selain Es Blewah, itu sih yang menurut saya makanan yang belum pernah saya coba, baru pertama kali saya temukan, dan yang perlu kalian coba kalau main ke Pasar Takjil Benhil. Eh, tentunya, tahun depan lagi ya, ketemu pas bulan puasa.
Terakhir, tips dari saya kalau mau dapat banyak makanan tapi harga miring, beli nyaris sebelum buka puasa deh. Datang sih boleh aja dari siang, tapi bakal surprise dengan harga makanan yang dijual.
Seperti saya, pukul 16.00, harga gorengan dijual mulai IDR 3.000, setengah jam kemudian IDR 2.000 per buah, setengah jam kemudian, sayup sayup terdengar IDR 5.000 per 3 biji. Eh nyaris buka puasa, diobral IDR 1.000 per buah. Asyik kan?
_________________________
Dan akhirnya, puas banget! Keinginan terpendam bertahun-tahun buat main kesini, bisa terlaksana di tahun 2018 ini. Walau telat bin basi, ya udah, gak apa apa lah ya. Oh, iya! Saya bikin juga VLOG selama di Pasar Takjil Benhil ini.
Bareng mpok Steffy, bikin challenge buat beli takjil sebanyak-banyaknya cuma bermodal IDR 25.000 aja! Coba tebak siapa yang menang? Tonton aja deh! Kuy, der!
_________________________
BELANJA TAKJIL SEKRESEK CUMA 25 RIBU DI BENHIL!! | VLOG 32
_________________________
Pasar Takjil Benhil
Pasar Bendungan Hilir, Jalan Bendungan Hilir, Blok A no. 1, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Selama bulan puasa, 12.00 – 19.00
_________________________
KUY, DER!
Tukang Ngider
Ngider terus, terus ngider.
VLOG on YouTube : Tukang Ngider
Instagram: @tukangngider
Facebook Page : Tukang Ngider
Yaampun ternyata di Pasar Benhil masih ada kue lupis dan kue jongkong!
Udah jarang banget nih liatnya, padahal rasanya endeuuus..
Cheers,
Dee – heydeerahma.com
Banget! Dan pertama kali coba dong. Enak banget hahaha. Salam kenal mbak 🙂