Pukul 03.00 pagi. Suasananya mencekam sekali! Detak jantung berdegup kencang dan tidak karuan, seperti ada yang mengikuti saya di belakang. TERNYATA…
Saya ngelindur!
Saya menjejakkan kaki di kota Jogja resmi untuk kelima kalinya. Hangatnya udara kota Jogja sudah terasa ketika saya turun dari gerbong kereta dan menuju pintu keluar stasiun. Tapi, ada yang berbeda! Ternyata sekarang pintu keluar bukan yang menuju arah timur lagi (jalan Malioboro) melainkan diarahkan menuju pintu selatan yang langsung keluar di jalan Pasar Kembang. Sedikit bingung untuk mencari jalan keluar, tetapi insting langsung aktif dan akhirnya bisa keluar dari area stasiun.
Beberapa waktu sebelumnya, saya sudah janjian dengan teman saya yang berada di Jogja untuk kuliah, teman saya ini bernama Imel, Imel bersedia menjemput saya di stasiun dan langsung ngider untuk mengejar matahari pagi di ujung barat kota Yogyakarta. Rencana sebelumnya, saya dan Imel seharusnya bisa early breakfast di Angkringan jalan Wongsodirjan, tapi apa daya, sudah banyak yang tutup dan akhirnya memutuskan untuk ngider langsung.
Dari stasiun Tugu Yogyakarta, saya menyimpan tas dan perlengkapan yang tidak perlu dibawa ngider di kos-nya Imel. Waktu menunjukkan pukul 04.00 pagi, tanpa menghabiskan waktu, kami langsung bergegas menuju Puncak Suroloyo untuk mengejar sunrise.
Udara pagi itu bagi saya tidak sedingin kota Bandung, bahkan tidak dingin sama sekali cenderung hangat. Salahnya saya memakai jaket yang tidak terlalu menutupi sehingga angin berhembus kencang. Dengan berbekal panduan dari Google Maps, perjalanan menuju Puncak Suroloyo menghabiskan waktu kurang lebih 90 menit dengan menempuh jarah lebih dari 40 km dari kota Yogyakarta.
Memasuki kabupaten Kulon Progo, wilayah yang dilewati dominan dengan areal persawahan. Sedikit khawatir karena jalanan sangat sepi dan minim penerangan karena melewati persawahan. Sedikit parno juga ketika jalanan benar-benar kosong dan totally gelap gulita hanya lampu motor saja untuk penerangan. Tapi harus diakui, jalanan Jogja itu sangat ramah akan kendaraan. Aspal mulus gak pernah putus.
Setelah persawahan, giliran bukit yang harus dilewati. Sayangnya, di tengah perjalanan, arahan GPS mengarahkan jalanan yang seharusnya tidak dilewati. Sempat nyasar berbelok ke tanjakan yang mengarahkan jalan entah kemana. Sehingga sedikit membuang waktu untuk kembali ke jalan yang benar.
Untungnya, saya masih bisa sampai pada Golden hour sunrise, kira-kira pukul 05.50 pagi. Tapi, untuk bisa sampai di puncak, kita diwajibkan untuk menaiki tangga yang lumayan tinggi tiap anak tangganya. Jadi, Tuders yang mau datang setidaknya pakai sepatu juga untuk meminimalisir kaki lecet. Boleh pake sendal juga, asal hati aja gak ikut lecet juga ya.
Sesampainya menaiki anak tangga, di atas sana akan terhampar pemandangan yang luarbiasa. Pemandangan berbukit-bukit dengan 3 buah gunung menjulang dan wilayah Kulon Progo yang disinari hangatnya matahari. Kabut masih menyelimuti saat pandangan memutar di sekitar Puncak Suroloyo.
Yang lebih spektakuler adalah matahari yang menyembul keluar menghangatkan dari dinginnya udara malam. Ini keren banget! Walaupun mataharinya ketutup awan. Tapi gak berhenti buat amaze dan bersyukur kalau ciptaan Tuhan itu luar biasa indahnya. Saking amaze-nya, saya sampai lupa buat pergi ke tujuan selanjutnya. Maklum, kebiasaan nyantai kayak di pantai -> apaan sih?
Nah, buat Tuders yang mau ke Puncak Suroloyo. Ada beberapa saran dari saya untuk diperhatikan, yang gak mau perhatikan juga gak apa-apa, asal jangan bikin galau aja ya. Berikut tips dan sarannya:
- Usahakan untuk pergi di pagi buta seperti pada pukul jam 04.00 atau bahkan jam 03.30 deh. Kenapa? Karena kita gak pernah tahu kalau-kalau kesasar, itu akan menghabiskan waktu.
- Ikutin jalanan yang beraspal, itu yang paling aman. Maklum pengalaman salah jalan gara-gara GPS yang tidak sempurna itu.
- Kalau-kalau kesasar, jangan malu untuk tanya orang-orang yang ada. Subuh-subuh gitu udah ada orang yang ngider di jalanan kok. Pokoknya orang Jogja itu ramah-ramah banget.
- Siapkan baterai handphone yang penuh. Selain buat selfie-selfie manja, kan pasti dipake buat GPS.
- Karena pergi dari pagi buta, ushakan pakai jaket yang seidkit tebal jangan terlalu tipis. Masuk angin nanti repot. Lebih baik kepanasan daripada sakit, terus gak bisa lanjutin perjalanan.
- Bawa minum kemana-mana, biar terus terjaga hidrasi tubuh Tuders.
Nah itu saran yang bisa saya kasih buat Tuders, in case bisa jaga-jaga dan belajar dari pengalaman saya yang kesasar. Selamat mengejar pujaan hati matahari ya!
Summary of destination
Puncak Suroloyo
✉ Desa Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta berbatasan dengan Muntilan, Jawa Tengah.
? +/- 40 km
⏰ +/- 1 jam 30 menit
? Tiket masuk Rp. 3.000/orang
Salam Ngider!
Tukang Ngider
Ngider terus, terus ngider
Instagram : @tukangngider