LOURDES BANGET!
Ceritanya, karena dekat banget sama Puncak Suroloyo, saya memasukkan Sendangsono kedalam destination list saya kali ini. Tempat apa sih Sendangsono itu?
Sendangsono dulunya adalah tempat pemberhentian rohaniawan Buddha saat itu berjalan kaki yang dari atau menuju Kecamatan Borobudur (Magelang) dan Kecamatan Boro (Kulon Progo) sebelum agama Katolik menyebar di Indonesia. Tempat ini sering dikunjungi karena terdapat mata air (sendang) di antara dua pohon sono. Jadilah namanya Sendangsono.
Sendangsono sekarang menjadi tempat ziarah bagi umat Katolik karena di dalamnya terdapat Goa Maria yang menjadi tempat berdoa bagi umat Katolik yang biasanya datang di bulan Mei dan Oktober. Sendangsono dikembangkan saat Romo Van Lith, SJ. saat menyebarkan agama Katolik di Indonesia kali itu.
Sendangsono terkenal sebagai Lourdes-nya Indonesia. Mengapa demikian? Karena Sendangsono dan Lourdes memiliki karkateristik tempat yang sama. Dan di tahun 1945, Pemuda Katolik Indonesia kali itu berkunjung ke Lourdes dan membawa batu tempat penampakan Bunda Maria untuk ditanamkan di bawah kaki Bunda Maria Sendangsono sebagai reliqui sehingga Sendangsono disebut Gua Maria Lourdes Sendang Sono yang dikelola oleh Paroki St. Maria Lourdes di Promasan, barat laut Yogyakarta.
Ini kali pertama saya datang berziarah ke Sendangsono. Rasanya baru afdol jadi orang Katolik setelah saya menginjakkan kaki ke Sendangsono ini. Iya saya tahu saya LEBAY. Setelah parkir motor, gerbang masuk menyambut saya dan sudah ada penjual souvenir, mulai dari jerigen, lilin untuk doa, rosario, bahkan sampai patung Bunda Maria. Keren banget!
Saya akhirnya memutuskan untuk membeli jerigen kecil untuk mengambil air di Sendangsono yang secara turun temurun dipercaya banyak khasiatnya dari menyembuhkan penyakit dan lainnya. Jarak antara gerbang masuk hingga masuk kompleks ziarahnya kira-kira 10 meter. Setelah kios penjual souvenir di kiri-kanan jalan terdapat banyak los yang menjual menu makanan. Sayangnya, masih tutup, pagi itu. Padahal ada yang saya lirik buat sarapan.
Begitu masuk, saya disambut dengan salib yang besar sekali dan itu sangat keren! Dan ternyata bukan hanya saya dan Imel saja yang sudah datang pagi hari, tetapi ada beberapa orang yang juga sudah datang untuk berdoa dan mengunjungi Sendangsono. Langsung bergegaslah saya untuk berdoa terlebih dahulu memanjatkan rasa syukur saya kepada Tuhan atas penyertaan dan memberikan kesempatan saya untuk mengunjungi tempat seindah ini.
Lantas sehabis berdoa, muka terasa tebal karena debu kali ya (padahal pergi subuh, mana ada debu tebel) saya langsung menuju tempat pengambilan air, letaknya tidak begitu jauh dari goa Maria tadi. Hati-hati ada tangga unik yang menuntun kita untuk ke tempat pengambilan air.
Jujur, tempat untuk mengambil air sangat-sangat nyeni banget. Ukiran pada batu, penempatan yang rapi, serta airnya SEJUK BANGET! Sampai-sampai ingin mandi rasanya. Arsitektur di Sendangsono gak kalah sama tempat-tempat terkenal lainnya. Dan saya sangat bangga bahwa tempat ini ada di Indonesia.
Muka udah seger, air udah dapet seliter, lanjut deh ngider. Udah gitu, jajan dulu rosario buat dibawa pulang ke Bandung. Eits, ada yang kurang. Perut keroncongan, hehe. Otomatis, kita bergegas lagi menuju destinasi selanjutnya.
Summary of destination
? Kompleks Ziarah Sendangsono
✉ Jalan Sendangsono, Desa Banjaroyo, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta
⏰ 24 jam
? Tiket masuk : GRATIS
Salam Ngider!
Tukang Ngider
Ngider terus, terus ngider
Instagram : @tukangngider
Baru tau ada tempat bgini. Natural bgt ya suasananya. Apa mmungkinkan utk dikunjungi oleh seseorang seperti aku?
Lanjutkan perjalananmu ya… Haha, makannya yg banyak.
Hi, ibu Dipi 🙂
Iya nih, seger banget suasananya. Memungkinkan banget kok bu, terbuka untuk umum juga. itulah ramenya di Jogja, multikultural banget. Coba datang bu. hoho.
Siap, pasti banyak makan haha 😀