Sebagai ibukota yang dikenal dengan masyarakatnya yang majemuk. Jakarta tidak pernah kehilangan identitasnya terutama Kulinernya. Soto Betawi Haji Maruf salah satu buktinya. Kuliner khas Betawi yang sudah berdiri sejak tahun 1943 dan diteruskan oleh generasi keduanya.
_________________________
SOTO BETAWI HAJI MA’RUF
Postingan pertama di tahun 2019! Tahun ini, tahun dimana akan saya kembalikan pakem Tukang Ngider. Gak melenceng sih, cuman mau melanjutkan misi Tukang Ngider. Mari dilanjut…
Cause the power of Internet, saya menemukan Soto Betawi Haji Ma’ruf dari sekian banyak Soto Betawi yang tersebar di Jakarta. Saya memilih Soto Betawi Haji Maruf karena dari tahun berdirinya yang lebih awal.
Walau bukan patokan utama dalam hal tahun berdiri, indikator lainnya saya lihat dari lokasi, ulasan para pengunjung dan berita-berita yang meliput sebuah tempat makan tersebut.
Dari ketiga lokasi, saya memilih datang ke Cabang yang berada di Menteng. Tempat pertama yang menjadi pusat adalah yang berada di Taman Ismail Marzuki di Cikini.
Cabang yang ada di Menteng ini berada di Jalan RP. Soeroso, daerah Gondangdia Lama. Hati-hati karena saya terlewat, letaknya sedikit tersembunyi karena ada di persimpangan jalan. Kalau kelewat ya, harus muter lagi karena jalannya searah.
Gerahnya Jakarta bakal gak kerasa karena kita akan masuk di sebuah ruangan ber-AC. Tidaklah terlalu besar tapi cukup banyak untuk menampung pelanggan yang datang.
Sambil duduk, staf restoran datang untuk mencatat pesanan. Tidak hanya Soto Betawi yang dijajakan, ada juga Soto Bening, Laksa Betawi, Sate Kambing, Ayam, dan Sapi.
Sudah jelas Soto Betawi yang saya pesan dengan pilihan hanya daging saja. Kalau yang suka dengan jeroan, bisa kok dipesan dengan isian campur.
Selain daging, ada kentang, potongan tomat, daun bawang, emping, dan bawang goreng diguyur dengan kuah santan. Dagingnya tidak terlalu lembut, tapi masih bisa dikunyah dan gak bikin gigi ngilu kok.
Kuah hangat dengan gurihnya santan, pas dimakan bareng tomat, itu asik banget. Berbagai tekstur dari mulai lembutnya kentang sampai renyahnya emping bisa dirasakan. Menariknya, yang menyajikan bilang ke saya, Soto Betawi Haji Ma’ruf tidak sedikit pun menggunakan MSG dalam masakannya.
Saya pun mengiyakan, setelah saya coba, memang tidak ada rasa gurih penyedap rasa yang lebay. Hanya bumbu-bumbu yang khas tercium dari aroma dan terasa di lidah.
Kalau yang sudah terbiasa lidahnya menikmati makanan dengan penyedap rasanya, pasti akan dibilang hambar. Better, tambahin garam dan jangan lupa juga dengan jeruk nipis dan sambal.
Seporsi Soto Betawi seharga IDR 38.000 dengan nasi putih hangat seharga IDR 7.000. Total IDR 43.000, sedikit mahal untuk hitungan Soto Betawi. Tapi setidaknya jadi bisa tahu bagaimana rasa Soto Betawi yang sudah turun temurun diwariskan.
Mau coba makanan lain di Jakarta? Cek di Kuliner Jakarta aja! See you!
_________________________
Soto Betawi Haji Ma’ruf
Jl. RP. Soeroso No.36A, RT.1/RW.13, Gondangdia, Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10350
0857-7536-8588
09.30-20.30
_________________________
KUY, DER!
Tukang Ngider
Ngider terus, terus ngider.
VLOG on YouTube : Tukang Ngider
Instagram: @tukangngider
Facebook Page : Tukang Ngider