Jogja, jogja, jogja… Entah tidak terhitung sudah berapa kali saya mengunjungi Jogja, padahal sebelumnya masih bisa dihitung pakai jari datang ke Jogja. Seperti tidak ada habisnya, pasti ada saja tempat wisata di Jogja yang baru yang menarik untuk dikunjungi.
Jogja yang biasa kita sebut sebenarnya punya nama baku, Yogyakarta. Bahkan nama aslinya lebih panjang lagi: Ngayogyakarta Hadiningrat. Sebuah kesultanan zaman Mataram Islam yang sejak kemerdekaan Indonesia, Kesultanan Yogyakarta bergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Terbentuk Daerah Istimewa Yogyakarta, sebuah daerah otonom setingkat dengan provinsi yang kepala daerahnya dijabat oleh Sultan Yogyakarta sebagai Gubernur dan Adipati Paku Alam sebagai Wakil Gubernur.
Terbentuknya Kesultanan Yogyakarta, menurut sejarah akibat politik adu domba VOC saat kolonialisme Belanda terhadap Kerajaan Mataram Islam yang dulu menguasai hampir seluruh Pulau Jawa sebagai sebuah negara.
Meliputi daerah Gunung Merapi sebagai batas wilayah paling ujung utara, perbukitan di sebelah barat daerah Kulon Progo, dan garis pantai di selatan. Untuk daerah pariwisata, Jogja termasuk yang lengkap dan serba ada, bahkan setiap tahunnya selalu ada tempat yang baru dibuka.
Jangankan tempat yang baru, bahkan yang udah mainstream aja belum semua didatangi. Kali ini di perjalanan #AmazingJourney, total waktu yang saya miliki kurang dari 24 jam untuk bisa berkeliling Jogja, tidak muluk-muluk, kami memutuskan untuk mengunjungi 2 tempat yang cukup mainstream. Kemana saja? Mari…
_________________________
Candi Prambanan
Sebuah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun kira-kira pada abad kesembilan Masehi saat Kerajaan Medang Mataram. Candi ini dipersembahkan masing-masing untuk tiga dewa utama Hindu: Dewa Brahmana, Wisnu, dan Siwa.
Sejak tahun 1991, bersama Candi Borobudur, Candi Prambanan menjadi situs warisan budaya dunia oleh UNESCO dan dinobatkan sebagai kompleks candi Hindu tercantik di Asia Tenggara.
Ada total 240 candi yang berada dalam kompleks Candi Prambanan ini, tapi saat ini hanya tersisa 18 candi diakibatkan batu yang rusak, diambil, maupun hilang. Terutama saat Gempa Bumi Yogyakarta tahun 2006 turut mengambil andil beberapa kerusakan candi yang ada.
_________________________
Candi Prambanan
Jl. Raya Solo – Yogyakarta No.16, Kranggan, Bokoharjo, Kec. Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55571
(0274) 496 401
06.00 – 17.00
_________________________
Candi Sewu
Masih dalam satu kawasan. Kompleks Candi Prambanan sendiri sebenarnya dikelilingi oleh candi-candi Buddha yang lebih dahulu dibangun saat itu. Salah satu nilai penting terutama dalam hal toleransi beragama yang sudah ada sejak dulu.
Salah satunya adalah Candi Sewu, 800 meter di sebelah utara Candi Prambanan. Candi Sewu adalah candi Buddha terbesar kedua di Indonesia setelah Candi Borobudur. Tetapi merupakan candi yang lebih tua ketimbang Candi Borobudur dan Prambanan.
Tidak terlepas dari sebuah cerita legenda yang dibuat oleh masyarakat sekitar tentang Rara Jonggrang yang meminta Pangeran Bandung Bondowoso untuk membangun seribu candi dalam waktu semalam.
_________________________
Candi Sewu
Jl. Raya Solo – Yogyakarta No.KM.16, Bugisan, Kec. Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah 57454
(0274) 496 413
06.00 – 17.00
_________________________
Tebing Breksi
Tebing Breksi dulunya adalah sebuah penambangan batu kapur dan batu breksi yang dulunya adalah muntahan material Gunung Api Purba Nglanggeran. Akhirnya di tahun 2014, pertambangan ini ditutup karena ditemukan jenis batuan langka.
Mensiasati berkurangnya pendapatan masyarakat sekitar, oleh Dinas Pariwisata disulaplah menjadi sebuah tempat wisata yang berkelas. Dengan tebing yang menjulang, beberapa di antaranya diukir dan diubah menjadi salah satu tempat untuk menikmati pemandangan kota Yogyakarta dengan panorama matahari terbenam.
_________________________
Tebing Breksi
Jalan Candi Ijo, Gn. Sari, Sambirejo, Kec. Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55572
0813 2863 4788
06.00 – 20.00
_________________________
Perjalanan di Jogja, sudah pernah saya tulis juga sebelumnya. Awal-awal membentuk Tukang Ngider di tahun 2016 dulu. Jika berkenan, bisa dibaca lagi, yang sekarang ini jadi tambahan untuk daftar tempat wisata di Jogja yang bisa dikunjungi.
Udah berkali-kalipun ke Jogja, gak akan pernah bosan buat berkunjung. Bukan meromantisasi, tapi memang rasanya ada sebuah kerinduan dengan begitu banyak cerita di setiap kedatangannya. Tunggu saya kembali lagi ya, Jogja. Kuy, der!
_________________________
Sebelum ke Jogja, baca cerita saya di
Purwokerto: Dari Kecamatan jadi Ibukota Kabupaten
Destinasi pertama sebagai Tukang Ngider, solo traveling ke Jogja!
Silakan baca berbagai tulisan di: Explore Jogja
_________________________
Jogja in 50s!
_________________________
KUY, DER!
Tukang Ngider
Ngider terus, terus ngider
Follow the journey on:
Instagram : @tukangngider
VLOG on Youtube : tukangngider
Facebook Page : Tukang Ngider