Walau bunyi klakson yang tiada henti memekakan telinga, ramainya kota Medan membuat hati ini rindu. Kali pertama dan langsung jatuh hati pada kota Melayu Deli ini.
Perjalanan #AmazingJourney berlanjut dengan menyeberangi dari Pulau Jawa menuju pulau seberang tujuan utama para kapal di Pelabuhan Merak. Selama seperempat abad sejak saya lahir, ini kali pertama saya menginjakkan kaki di Pulau Sumatera dan Kota Medan adalah tujuan pertama di Sumatera sebagai kota kedua di perjalanan ini.
Sebelum ke Medan: Cilegon: Mengunjungi Kota Industri
Kalau sudah dengar Kota Medan, pasti kalian akan langsung berteriak, “HORAS!” Sahutan salam khas orang (suku) Batak yang terkenal seantero Indonesia.
Siapa juga yang mikir kalau Medan itu kampung halamannya orang-orang suku Batak? Saya bakal acungin jari. Pada kenyataannya, orang-orang suku Batak bukan berasal dari Medan, suku Batak itu tersebar luas di seantero wilayah Sumatera Utara.
Jadi, kalian mesti tahu, bukan berarti orang Batak adalah orang Medan. Tapi, orang Medan pasti ada orang (suku) Bataknya.
Apa yang bisa dikunjungi di Kota Medan?
Beberapa hari berkunjung, saya menyadari kalau Kota Medan itu miniaturnya Indonesia. Berbagai macam suku, agama, ras, etnis, dan budaya, semuanya menyatu dan hidup berdampingan.
Penduduknya sangat plural dan beragam. Bukan cuma suku Batak saja, banyak juga penduduk dengan suku Melayu, Jawa, Minang, Aceh, keturunan Tionghoa, bahkan India Tamil.
Rumah-rumah ibadah berdiri megah. Tidak hanya masjid, gereja, pura, vihara, dan kelenteng. Di Medan ada juga kuil, tempat ibadah Hindu India dan juga gurdwara, tempat ibadah pemeluk Sikh, salah satu agama yang ada di India.
Jangan heran kalau nanti kalian berkesempatan main ke Medan, selain melihat yang Indonesia banget, kalian akan melihat sudut-sudut kota Medan dengan ornamen oriental, ada juga yang khas India, dan segala bangunan yang luar biasa keren arsitekturnya. Berikut beberapa tempat wsiata di Medan yang saya kunjungi:
______________________________
Masjid Raya Medan
Mari berkunjung ke salah satu masjid tertua di Kota Medan yang sudah berdiri sejak 110 tahun yang lalu. Masjid ini adalah salah satu saksi kejayaan Kesultanan Deli pada masa pemerintahan Sultan Ma’mun Alrasyid Perkasa Alam.
Dari segi arsitektural, masjid ini istimewa. Ada 4 gaya bangunan yang “diborong”: Mughal dari India, Spanyol, Timur Tengah dan tidak ketinggalan identitas lokal Melayu. Berbagai pernak-pernik bahkan langsung diimpor dari luar negeri.
Tidak perlu khawatir, untuk pengunjung non Muslim tidak ada larangan untuk mendatangi masjid ini. Hanya saja, perhatikan pakaian yang digunakan. Datanglah jauh-jauh sebelum waktu salat, karena akan ada banyak umat yang berdatangan. Ingat pula, ini masih rumah ibadah aktif ya.
Lihat Masjid Raya Medan lebih dekat, silakan baca di
Masjid Raya Medan: Satu Gedung Empat Gaya
_________________________
Masjid Raya Medan
Jalan Sisingamangaraja no. 61, Mesjid, Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara 20156
24 jam
______________________________
Graha Maria Annai Velangkanni
Apa yang terpikirkan ketika ada sebuah gereja Katolik berbentuk kuil, beberapa kubah seperti masjid, dan punya menara layaknya vihara?
Hanya ada 2 bangunan di dunia yang salah satunya kalian bisa temukan di Medan, bernama Graha Maria Annai Velangkanni. Diinisiasi oleh seorang Pastor misionaris yang berasal dari India yang kemudian disetujui oleh otoritas Keuskupan Agung Medan.
Graha Annai Maria Velangkanni ini sendiri merupakan tempat peziarahan yang tidak hanya terbuka bagi umat Katolik saja, tapi bagi siapapun tidak memandang suku, agama, dan ras. Sesuai dengan visi dari pembangunan tempat ini untuk menjadi rumah bagi semua orang untuk mencari kedamaian, pelipur lara, dan penyembuhan dari Tuhan.
Baca cerita lengkapnya di
Graha Maria Annai Velangkanni: Gereja Katolik Seperti Kuil Hindu di Medan
______________________________
Graha Maria Annai Velangkanni
Jalan Sakura III No.7-10, Tanjung Selamat, Kec. Medan Tuntungan, Kota Medan,
Sumatera Utara 20135
07.00 – 20.00
(061) 820 1943
______________________________
Rumah Makan Tabona
Pastilah kita semua sudah tahu akan Kari Ayam Medan. Mumpung di Medan, cobalah langsung rasa asli di sebuah rumah makan legendaris di Kota Medan yang sudah eksis selama 46 tahun.
Berada di Jalan Mangkubumi, rumah makan ini tidak akan pernah sepi dari pengunjung. Padahal hanya ada 2 menu yang ditawarkan: Mie Pangsit dan Kari Ayam atau Kari Sapi dengan pilihan pakai bihun atau nasi.
Sudahlah tentu sejak awal kita sudah bahas tentang kari medan, sajian kari di Rumah Makan Tabona adalah menu yang paling popular. Supaya bisa tenang menikmati karinya, saran saya datang kesini sebelum jam makan siang atau setelah makan siang tapi jangan terlalu sore ya.
Cerita detail saya mencicipi Kari Medan
Rumah Makan Tabona: Mencicipi Kari Medan Legendaris
Rumah Makan Tabona
Jalan Mangkubumi no. 17, Medan Maimun, Kota Medan, Sumatera Utara 20151
06.30 – 16.30
(061) 453 6952
HALAL – Tersedia di GO-FOOD & Grab Food
______________________________
Kawasan Kuliner Malam Kota Medan Jalan Semarang – Selat Panjang
Kalau Jakarta punya Jalan Sabang, Bandung punya Jalan Cibadak, Semarang punya Jalan Semawis. Kota Medan punya Jalan Semarang dan Jalan Selat Panjang. Di siang hari, jalanan ini akan ramai dengan toko-toko suku cadang dan aksesoris kendaraan bermotor.
Sedangkan di malam hari, sepanjang jalan akan terisi penuh dengan berbagai gerobak dan etalase yang menjajakan banyak pilihan makanan. Kira-kira apa yang bisa dicicipi?
Atau baca versi lengkapnya di
Kawasan Tempat Kuliner Malam Kota Medan: Jalan Semarang – Jalan Selat Panjang
Bihun Ikan Aseng
Memang sebagian besar yang dijual di sini adalah makanan non halal. Tapi, dari sekian banyaknya, saya menemukan makanan halal karena sebuah insting. Berhenti di depan etalasenya persis dan memantau apa yang dijual.
Semangkuk bihun kuah dengan ikan gabus yang bisa dipilih: digoreng atau direbus. Rasanya menghangatkan tubuh walau cuaca bukan sedang hujan. Juga jadi jawaban untuk pertanyaan apa ada makanan halal enak yang bisa dicicipi di Jalan Semarang. Jangan lupa mampir!
Kenapa bisa pilih makan di sini? Baca dulu
Bihun Ikan Aseng: Tak Sengaja Menemukan
______________________________
Bihun Ikan Gabus Aseng
Jalan Semarang no. 82 (Simpang Andalas), Pasar Baru, Medan Kota, Kota Medan,
Sumatera Utara 20212
18.00 – 01.00
HALAL – Tersedia di Grab Food
______________________________
Martabak Piring Murni
Jangan heran kalau menemukan sebuah tempat yang sangat ramai dikunjungi saat mencari makan di Jalan Selat Panjang. Di ujung mulut jalan Selat Panjang, sebuah jajajan yang sudah terkenal sejak lama, Martabak Piring Murni.
Dimasak di atas tungku arang dengan piring seng, martabak yang dijual bukan martabak yang sering kita temui. Martabak tipis nan renyah seukuran piring yang dilipat menjadi dua ini yang jadi primadona.
Harganya terjangkau dengan beberapa pilihan isian yang pasti disukai banyak orang. Kalau mau dengan martabak versi lebih tebal, bisa request juga kok. Tapi bukan setebal martabak manis biasa, tetap dengan versi sebesar piring.
Cerita lebih panjangnya ada di
Martabak Piring Murni: Tipis Garing Renyah
______________________________
Martabak Piring Murni
Jalan Tjong Yong Hian, Pasar Baru, Medan Kota, Kota Medan,
Sumatera Utara 20159
18.00 – 23.30
0813 6109 1126
HALAL – Tersedia di GO-FOOD & Grab Food
______________________________
Putu Bambu Selat Panjang
Persis di sebelahnya Martabak Piring Murni ramai dikunjungi, dengan gerobak yang terang sang penjual menjajakan kue tradisional khas Medan, Putu Bambu. Bukan seperti putu yang ada di Pulau Jawa, Putu Bambu ini punya sedikit perbedaan.
Tidak berwarna hijau, berukuran lebih besar, dan diberikan taburan gula pasir atau gula aren bersama parutan kelapa sebelum dibungkus. Percayalah, tidak akan kemanisan ketika dicoba. Gak percaya? Maka dari itu sekalian beli Martabak Piring Murni, pesan juga Putu Bambu ini.
Cerita perbedaan Putu Bambu dengan yang ada di Pulau Jawa
Putu Bambu Selat Panjang: Beda Dengan Pulau Jawa
______________________________
Putu Bambu Selat Panjang
Jalan Tjong Yong Hian (Simpang Selat Panjang), Pasar Baru, Medan Kota, Kota Medan,
Sumatera Utara 20159
18.00 – 23.30
HALAL
______________________________
Mie Tiong Sim
Sedari tadi berbicara kuliner Jalan Semarang, giliran kuliner di Jalan Selat Panjang untuk dibahas. Mie Tiong Sim, tempat makan teramai di Jalan Selat Panjang yang menyajikan olahan mie non halal sejak tahun 1940-an.
Dari banyak pilihan menu, yang direkomendasikan adalah bakmi Tiongsim, paket lengkap dengan pangsit dan 2 daging dalam satu porsi. Jika ingin menu selain mie, ada pilihan kwetiauw dan kari bihun yang bisa dipesan.
Ada ciri khas orang Medan kalau makan mie, baca di
Mie Tiong Sim: Sudah ada sejak 1940-an
______________________________
Mie Tiong Sim
Jalan Selat Panjang no. 7, Pasar Baru, Medan Kota, Kota Medan,
Sumatera Utara 20212
14.30 – 23.30
NON HALAL – Tersedia di GO-FOOD & Grab Food
______________________________
Kolam Abadi & Air Terjun Teroh Teroh
Bermula dari ide gila untuk pergi ke Danau Toba yang tentu saja hal itu tidak akan mungkin. Akhirnya mencari bantuan melalui Google dan munculah Kolam Abadi pada pencarian wisata alam terdekat dari Medan.
Dekatnya itu kira-kira 1,5 jam perjalanan, sekitar 51 kilometer dari Kota Medan menuju Desa Rumah Galuh di Kabupaten Langkat. Walau jauh, tapi gak bakal menyesal kalau sudah sampai di sini.
Kolam Abadi berada di aliran sungai Lao Batos yang sangat jernih, dimanfaatkan oleh penduduk desa menjadi potensi wisata alam. Dikelola bersama dengan adanya beberapa operator dengan program wisata menyusuri Lao Batos hingga Air Terjun Teroh Teroh di ujung kegiatan.
Baca keseruan kami selama di sini
Kolam Abadi Langkat: Airnya Sebening Kristal
______________________________
Kolam Abadi Langkat & Air Terjun Teroh Teroh
Desa Rumah Galuh, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara 20771
07.00 – 18.00
______________________________
Siap berkunjung ke Medan? Harus siap! Saya aja malah pengen balik lagi ke sini buat menjelajahi lagi berbagai tempat wisata di Medan yang belum terjamah oleh saya. Tapi tahan dulu, kita lanjutin dulu aja ya perjalanan #AmazingJourney ke kota selanjutnya. Kuy, der!
Baca juga: Dibalik Perjalanan #AmazingJourney
______________________________
Medan in 60s!
______________________________
KUY, DER!
Tukang Ngider
Ngider terus, terus ngider
Follow the journey on:
Instagram : @tukangngider
VLOG on Youtube : tukangngider
Facebook Page : Tukang Ngider
8 thoughts on “Medan: Jatuh Hati Pada Kunjungan Pertama”