Bertolak dari Pekanbaru, perjalanan #AmazingJourney selanjutnya bertandang ke Ranah Minang, Sumatera Barat. Kota Padang dan Bukittinggi menjadi destinasi selanjutnya. Sudah banyak tempat wisata di Padang dan Bukittinggi yang akan dikunjungi.
Sebelum ke Padang, saya mengunjungi:
Pekanbaru: Menarik Untuk Dikunjungi kok!
Penerbangan dari Pekanbaru menuju Padang berlangsung tidak sampai 1 jam. Saya pikir akan makan waktu lama, ya lumayan bisa tidur sebentar. Eh, baru lepas landas, setengah jam di udara, sudah ada pemberitahuan untuk bersiap-siap. Kira-kira 40 menitan lah.
Maskapai yang melakukan penerbangan langsung, setahu saya hanya Wings Air, sisanya yang lain pasti akan transit. Antara ke Batam atau balik dulu ke Jakarta.

Pilot sudah mengumumkan untuk mendarat, dari balik jendela, pemandangan pesisir sebelah barat Padang dan sekitarnya menyambut dengan cantik. Sampailah saya di Bandara Internasional Minangkabau.
Menuju Kota Padang
Bandara pada umumnya selalu berada jauh di luar ibu kota provinsi, antara ada di wilayah tetangga, atau ya emang jauh dari pusat kota. Bandara Internasional Minangkabau sendiri berada di Kabupaten Padang Pariaman.

Butuh waktu sekitar 45 menit untuk menuju Kota Padang. Untungnya, cukup ada pilihan transportasi, bisa naik taksi bandara, kereta bandara, bus damri atau naik mobil microbus Tranex (operator travelnya) yang saya ketahui belakangan setelah bertanya kepada petugas bandara.
Seingat saya, (karena semua data pengeluaran hilang *SAD*) bus damri atau Tranex tarifnya hanya Rp. 27.500 per orang, di bawah Rp. 30.000 deh pokoknya. Tapi ya harga bisa berubah sewaktu-waktu kan.
Awalnya saya ingin naik kereta bandara, karena hanya Ro. 10.000 aja per orang. Tapi, jadwal terakhir keberangkatan dari Bandara Internasional Minangkabau ke Kota Padang sudah terlewat, alhasil pilih transportasi lain yang lebih murah dong ya.

Sedangkan kalau naik taksi bisa tembus seratusan ribu itu. Sayang lah duitnya, mending dipakai buat makan atau kebutuhan lain.
Turunnya dimana? Kami turun di Jalan Jenderal Sudirman, hampir persis di depan Hotel Amaris yang jadi tempat menginap kami selama di Kota Padang. Lumayan banget, tarifnya murah, perjalanannya nyaman, istilahnya diantar sampai depan hotel. Pas kebetulan aja sih.
Melihat daftar tempat wisata yang sudah tersedia, kami menelusuri banyak tempat wisata di Padang dan juga Kota Bukittinggi. Siap ikutan ngider? Kuy!
Tempat Wisata di Padang apa yang bisa dikunjungi?
Rumah Makan Lamun Ombak
Setelah selesai check in dan berbenah, entah kenapa perut rasanya lapar banget sampai di Padang. Padahal dari Pekanbaru sebelum terbang ke Padang, kami sudah makan dan kenyang, ditambah perjalanan cukup singkat.
Tentu saja, langsung mau cari makan dan bertanya kepada front office hotel diarahkanlah kami menuju Rumah Makan Lamun Ombak.
Tidak jauh dari hotel, ada halte Trans Padang, buswaynya Kota Padang yang kebetulan melewati tempat makan nanti. Tarifnya sama seperti di Jakarta, seharga Rp. 3.500 per orang,
Rumah Makan Lamun Ombak, katanya tempat makan yang wajib dikunjungi jika berada di Kota Padang. Mungkin yang belum kebayang, Rumah Makan Lamun Ombak bisa dibilang seperti Rumah Makan Sederhana.
Jika sudah sampai, kita akan diarahkan ke meja, dan para pramusaji akan menggelar menu makanan yang disebar ke sepanjang meja makan. Berbagai lauk pauk akan tersedia di depan muka, tinggal pilih mau makan dengan apa.
Ini ciri khas rumah makan orang Minang yang sesungguhnya, dan juga yang menjadi perbedaan dengan rumah makan Padang (masakan Minang) di luar Sumatera Barat. Kalau biasanya kita memesan dari bilik etalase, itu berarti bukan rumah makan Padang, melainkan rumah makan nasi ampera.
Dengan perut yang luar biasa lapar, janganlah mengira kalau makannya akan sedikit ya. Kira-kira nambah lagi seporsi nasi dan 1 lagi rendang ayam di piring. Sebanyak itu kira-kira menghabiskan sekitar Rp. 40.000-an dengan 2 lauk dan 1 sayur.
Dari hasil kalap itu, kami memutuskan untuk berjalan kembali ke hotel sejauh 5 kilometer. Katanya sih menebus dosa, biar lemaknya gak nambah di badan. Haha. Silakan mencicipi masakan khas Minang langsung di daerah asalnya ya kalo ke Padang.
______________________________
Rumah Makan Lamun Ombak
Jalan S. Parman No.232, Ulak Karang Utara, Padang Utara, Kota Padang
Sumatera Barat 25173
(0751) 705 2922
24 Jam
HALAL
______________________________
Masjid Raya Sumatera Barat
Masjid terbesar di Sumatera Barat ini salah satu yang menurut saya paling indah yang saya temui. Jika sadar, Masjid Raya ini sama sekali didesain memiliki kubah pada umumnya. Tapi sangat merepresentasikan bentuk gonjong, atap rumah adat Minang, rumah Gadang.
Dibangun di atas lahan seluas 40.343 meter persegi dengan lama pembangunan selama 12 tahun. Berawal dari kesadaran Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang menganggap Ibukota Provinsi tidak mempunyai masjid yang representative yang bisa dipakai dalam pertemuan berskala internasional, saat itu pertemuan bilateral Indonesia-Malaysia.
Menjadi ikon tempat wisata di Padang, Masjid Raya Sumatera Barat ini wajib dikunjungi untuk kalian yang datang berkunjung ke Kota Padang. Jangan lupa untuk berpakaian muslim selama mengunjungi masjid ini ya.
Baca cerita lengkapnya di:
Masjid Raya Sumatera Barat: Tanpa Kubah, Mewah nan Elegan
______________________________
Masjid Raya Sumatera Barat
Jalan Khatib Sulaiman, Alai Parak Kopi, Kec. Padang Utara, Kota Padang
Sumatera Barat 25173
______________________________
Pantai Air Manis
Di sebelah barat daya Kota Padang, terdapat pantai yang menjadi tujuan wisata masyarakatnya maupun para wisatawan. Di sinilah legenda batu Malin Kundang berada.

Sayangnya, saya tidak melihat batu tersebut karena saya masuk sisi utara-barat Pantai Air Manis melalui Pantai Ujuang Kabun yang nanti akan bertemu Pulau Pisang Ketek (Kecil) yang bisa diseberangi ketika air laut sedang surut.
Di saat cuaca cerah, Pantai Air Manis jadi salah satu tempat terbaik untuk menikmati pemandangan matahari terbenam di Kota Padang.
Baca selangkapnya di:
Pantai Air Manis: Dari Sisi Pantai Lain
______________________________
Pantai Air Manis
Air Manis, Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat 25217
______________________________
Kota Bukittinggi
Kami memutuskan untuk menuju Kota Bukittinggi, sekitar 3 jam perjalanan dari Kota Padang. Dengan sepeda motor, kami melaju sepanjang 90 kilometer melalui jalan By Pass Padang-Bukittinggi.
Selepas melewati Kabupaten Padang Pariaman, melewati Kabupaten Tanah Datar menuju Kabupaten Padang Panjang, mata tidak berhenti dimanjakan dengan pemandangan alam kaki Gunung Singgalang. Air Terjun Lembah Anai di pinggir jalan raya jadi pemandangan yang luar biasa menakjubkannya bagi saya.

Ditambah dari seberang jalan raya, hamparan wilayah Taman Nasional Kerinci menambah indahnya sinar matahari pagi bersama kabut yang lama kelamaan menghilang. Sampailah kami di Kota Bukittinggi. Apa tujuan kami di sini?
______________________________
Ngarai Sianok
Sebuah lembah jurang yang membentang 15 kilometer jauhnya berada pada perbatasan antara Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam. Ngarai ini memiliki ketinggian sekitar 100 meter dengan lebar mencapai 200 meter.
Ditengahnya mengalir Sungai Batang Sianok yang memiliki air yang jernih, dan di beberapa wilayahnya sudah ditempati oleh para penduduk. Kebanyakan masyarakatnya menjadi petani beras.
Ngarai Sianok bisa dinikmati dari kejauhan di atas atau seperti saya yang sengaja turun menikmati Ngarai Sianok dari dasar ngarai.
Bagaimana ceritanya bisa ketemu sawah di Ngarai Sianok? Baca aja:
Ngarai Sianok: Berada di Lembah Jurang
______________________________
Ngarai Sianok
Taman Panorama, Kayu Kubu, Kec. Guguk Panjang, Kota Bukittinggi
Sumatera Barat 26136
______________________________
Puncak Lawang – Danau Maninjau
Berawal dari obrolan bersama ibu-ibu petani yang menyarankan kami melanjutkan perjalanan untuk melihat Danau Maninjau dari ketinggian berjarak satu jam lamanya. Betul saja, memang hanya satu jam dengan jalanan yang cukup menanjak dan berkelok.
Puncak Lawang namanya, sebuah puncak bukit di Kabupaten Agam yang ternyata jadi salah satu spot olahraga paragliding terbaik di Asia Tenggara. Dari atas sini, kita dapat melihat luasnya Danau Maninjau.
Belum cukup puas melihat dari atas, kami nekad untuk turun menuju Danau Maninjau. Memakan waktu satu jam berikutnya dengan melewati Kelok 44, daerah perbukitan yang menjadi akses menuju Danau Maninjau berjumlah 44 tikungan banyaknya.
Jika sudah sampai di Danau Maninjau, cobalah Pensi dan Ikan Rinuak. Kerang dan ikan kecil yang hanya hidup di Danau Maninjau. Bisa kalian temukan di warung atau rumah makan di pinggir jalan.
Ini adalah rencana dadakan yang tidak terduga, ceritanya ada di:
Danau Maninjau: Dari Ketinggian Hingga ke Tepian
______________________________
Puncak Lawang
______________________________
Danau Maninjau
Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat 26471
______________________________
Jam Gadang
Tidak ingin melewatkan sebuah kesempatan langsung melihat Big Ben-nya Indonesia. Monumen jam yang dibangun sejak masa penjajahan Belanda di tahun 1926.
Jam Gadang menjadi ikon wisata Kota Bukittinggi sekaligus menjadi alun-alun kota yang tidak pernah sepi oleh pengunjung. Di sekitarnya diapit 3 pasar sekaligus yang menjadi tujuan wisata selama berada di Bukittinggi.
Coba juga Karupuak Kuah, jajanan khas daerah Sumatera Barat yang wajib dicicip sewaktu berkunjung ke sini.
Mampir ke sini untuk tahu tentang Jam Gadang,
Jam Gadang Bukittinggi: Big Bennya Indonesia
______________________________
Jam Gadang
Benteng Pasar Atas, Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat 26136
______________________________
Los Lambuang
Masuk ke dalam Pasar Bawah, salah satu pasar yang berada di Kawasan Jam Gadang, berjajar rapi kios-kios penjaja makanan yang sudah berjualan 20 tahun.
Makanan yang ditawarkan adalah Nasi Kapau. Nasi rames khas Nagari Kapau, Tilatang Kamang di Kabupaten Nagari.
CIri khas Nasi Kapau terletak pada penempatan menu makanan yang disusun lebih rendah dari para penjualnya yang duduk di atas, mengambil lauk pauk dengan sendok bergagang panjang. Juga menu gulai tambusu yang menjadi andalan Nasi Kapau.
Apa itu Los Lambuang? Silakan dibaca
Los Lambuang: Surganya Kuliner Nasi Kapau
______________________________
Los Lambuang
Jalan Pemuda No.33, Aur Tajungkang Tengah Sawah, Guguk Panjang, Kota Bukittinggi
Sumatera Barat 26136
07.00 – 16.00
HALAL
______________________________
Begitulah perjalanan panjang saya dengan waktu yang singkat selama di Kota Padang yang melipir ke Kota Bukittinggi dan nekat ke Danau Maninjau, Kabupaten Agam. Perjalanan ini adalah yang tergila di sepanjang hidup saya.
Hanya bermodal sepeda motor dan pulang pergi menempuh total nyaris 300 kilometer dalam sehari saja. Jangan dibayangkan betapa lelahnya hari itu.
Tapi, jadi kenangan yang sangat bermakna karena bisa melihat dengan mata kepala langsung ciptaan Yang Mahakuasa. Setimpal dan puas banget!
Teman-teman pembaca asli orang Minang asal Kota Padang, Bukittinggi, atau Agam. Boleh dong, isi kolom komentarnya dan kasih tahu saya dan pembaca lainnya untuk kemana lagi selain tempat yang sudah saya datangi di atas.
Tentu saja, ini ajakan resmi saya untuk kalian buat masukin Kota Padang dan wilayah sekitarnya jadi bucketlist perjalanan kalian selanjutnya! Semoga setelah semua pandemic ini selesai ya. Amin! Kuy, der!
Sebelum ke Padang, saya mengunjungi:
Pekanbaru: Menarik Untuk Dikunjungi kok!
_________________________
Padang in 60s!
_________________________
KUY, DER!
Tukang Ngider
Ngider terus, terus ngider
Follow the journey on:
Instagram : @tukangngider
VLOG on Youtube : tukangngider
Facebook Page : Tukang Ngider
9 thoughts on “Padang: Perjalanan Nyaris 300 Kilometer”