Rasanya untuk menjelajahi kota ini tidak pernah terasa lelah untuk melanjutkan perjalanan. Gelapnya malam pun tidak menjadi halangan untuk terus melaju kemana arah mata angin membimbing.
Barulah saya sampai hotel kira-kira jam 9 malam, membersihkan diri dan berganti baju sedari perjalanan menjelajahi Gunungkidul dan menyusuri jalan pulang melalui jalan Selatan.
Belum sampai sejam di hotel, saya memutuskan untuk berjalan-jalan malam mengunjungi tempat-tempat hits yang bisa dikunjungi di malam hari. Pilihan pertama saya jatuh pada Nol Kilometer.
Malam minggu di Jogja tidak mempengaruhi padatnya jalanan yang ada di kota. Malah cenderung sepi dan saya sangat menikmati sekali perjalanan saya dari hotel menuju Nol Kilometer. Sesampainya, saya memarkirkan motor saya di depan kantor Pos. Segera saya menyeberang dan penuh sesak kawula muda dan pengunjung yang bersantai menikmati nyamannya malam di Nol Kilometer.
Ramai memang dirasakan karena memang selain di penghujung jalan hits, Malioboro, juga memang disediakan area ramah pejalan kaki yang bisa mengobrol dan nongkrong disana. Gagahnya ikon Nol Kilometer, Gedung Bank BNI 48 yang disorot oleh indahnya lampu yang membuat kagum orang-orang disana.
Udara malam tidak terlalu dingin walau sehabis rintik hujan membasahi area kota Jogja sedari masuknya matahri ke peraduannya. Tak lama saya berada di Nol Kilometer, karena perut mulai tidak berkompromi. Ia meminta makan!
Langsung saya tancap gas saya untuk bisa makan di Angkringan Lik Man di Jalan Wongsodirjan, belakang Stasiun Tugu. Memang tiada habisnya di Jogja, jalan inilah yang selalu ramai dipadati untuk bersenda gurau dan makan malam bersama dengan andalan nasi kucing dan lauk pauk sederhana yang pas di perut. Apalagi ditambah Kopi Joss yang bikin Jos Gandos!
Sayang seribu sayang, espektasi saya terlalu tinggi, semakin malam, sajian di angkringan Lik Man semakin menyusut, saya hanya makan beberapa potong tempe dan sate telur puyuh saja. Sedikit menyesal karena ada angkringan lain yang banyak sekali menawarkan lauknya dan tidak kalah enak. Tapi tak apalah untuk perut ini.
Kegalauan sehabis makan memuncak ketika saya berniat pulang ke hotel atau sebentar menyinggahi Tugu Jogja yang memang legendaris. Akhirnya, sebentar saja saya membelokkan setir menuju Tugu Jogja yang ikonik.
Memotret dari keempat sisi berbeda membuat saya semakin cinta dengan kota ini. Bukan kota kelahiran saya, tapi rasa yang berbeda yang membuat saya seperti pada kota Kelahiran.
Sekali lagi saya dibuat kagum dengan kentalnya budaya Jawa yang melekat, amannya kota di tengah malam ketika saya berkendara, indahnya akan setiap kepedulian pemerintah daerah akan tempat-tempat wisata yang mudah dijangkau.
Jam 1 malam, saya beristirahat dengan senyum kecil dan kenangan indah yang mewarnai malam itu. Seakan tidak rela bahwa keesokan harinya adalah hari saya harus pulang ke Bandung.
Summary of destination
Nol Kilometer
Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Parkir Motor Rp. 2.000,-
Angkringan Lik Man
Jalan Wongsodirjan, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Makan Malam Rp. 10.000,-; Parkir Motor Rp. 2.000,-
Tugu Yogyakarta
Jalan Jendral Sudirman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Parkir Motor Rp. 2.000,-
Salam Ngider!
Tukang Ngider
Ngider terus, terus ngider
Instagram : @tukangngider